Artikel Berita
Beranda » Vakum Setahun, Diskusi Rutin Forsa Blitar Kini Diaktifkan Kembali

Vakum Setahun, Diskusi Rutin Forsa Blitar Kini Diaktifkan Kembali

Diskusi FORSA Blitar Kembali Aktif Setelah Vakum Setahun
Diskusi FORSA Blitar Kembali Aktif Setelah Vakum Setahun Selasa (20/5/2025) (Foto: Najib Zam Zami/bicarablitar.com)

Blitar – Forum Silatul Afkar (Forsa) Kabupaten Blitar kembali menggelar diskusi rutin setelah vakum selama satu tahun.

Diskusi perdana bertema “Refleksi Pendidikan Saat Ini” diselenggarakan pada Selasa (20/5/2025) di Pendopo Pondok Pesantren Darur Roja, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar ini dihadiri puluhan peserta dari berbagai elemen masyarakat.

Acara diskusi ini menandai kebangkitan kembali forum yang selama ini dikenal sebagai wadah pertukaran pemikiran dan gagasan di kalangan aktivis dan santri Blitar. Kehadiran peserta dari berbagai latar belakang menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap forum ini.

Strategi Pendidikan Inklusif Mewujudkan Keadilan dan Kesetaraan dalam Lingkungan Multikultural

“Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung Forum Silatul Afkar sehingga bisa kembali aktif. Keberadaan forum semacam ini sangat penting untuk menjaga tradisi diskusi dan dialog di kalangan anak muda,” ujar Miftakhul Ulum, mantan Ketua PC IPNU Kabupaten Blitar yang bertindak sebagai moderator diskusi.

Di antara peserta yang hadir dalam diskusi tersebut adalah Imam Maliki, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Blitar, perwakilan jaringan Gusdurian, santri dan pengasuh Pondok Pesantren Darur Roja.

Ada pula perwakilan PMII UNU Blitar, serta beberapa pengurus organisasi pelajar. Kehadiran berbagai elemen ini menunjukkan bahwa forum ini mampu menjadi ruang perjumpaan beragam pemikiran dari semua kalangan.

Mengenal Mahasiswi PGSD Unisba Blitar yang Jalankan Usaha MUA dan Aktif Berorganisasi

Eko Junaidi, Kepala Sekolah SMP Terpadu Darur Roja yang menjadi pemantik diskusi, memaparkan berbagai tantangan dan peluang dalam dunia pendidikan saat ini.

Ia menekankan pentingnya pendidikan karakter dan penguatan nilai-nilai kebangsaan di tengah arus globalisasi dan disrupsi teknologi.

Pendidikan di Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan yang kompleks. Kemajuan teknologi memberikan banyak kemudahan dalam proses belajar mengajar. Namun di sisi lain, nilai-nilai karakter dan kearifan serta intelektualitas pelajar menjadi persoalan yang serius.

Langgar Hukum, Enam Anggota Perguruan Silat di Blitar Diamankan Polisi

“Semakin canggihnya teknologi saat ini nyatanya tidak dibarengi dengan meningkatnya kualitas intelektual peserta didik,” papar Eko dalam pembahasannya.

Hal ini, menurut dia, menjadi keprihatinan tersendiri bagi kami para pendidik, di mana ketika siswa mendapatkan nilai bagus dalam PR tidak menjadi patokan pemahaman mereka.

“Seringkali karena akses internet dan teknologi, para siswa memanfaatkannya untuk menjawab soal-soal yang diberikan,” imbuh pria berkacamata yang akrab disapa Mas Juned itu.

Diskusi berlangsung dinamis dengan berbagai tanggapan dan pertanyaan dari peserta. Beberapa isu yang mencuat dalam diskusi antara lain pentingnya integrasi pendidikan formal dan nilai-nilai pesantren, strategi menghadapi tantangan era digital, serta peranan guru dalam pembentukan karakter siswa.

Agus Ali Saifullah menjelaskan sejarah Forum Silatul Afkar (Forsa) yang dimulai sekitar tahun 2017. Forum ini dimulai ketika almarhum KH. Noer Hidayatullah kedatangan Alissa Wahid, putri dari guru beliau Gus Dur, dalam forum Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG).

“Pada saat itu, Kyai Noer adalah salah satu kyai sepuh yang bisa membaur dengan semua kalangan termasuk para pemuda,” terang Agus Ali Saifullah, pengasuh Pondok Pesantren Darur Roja.

Dari kesempatan itu, kata dia, mulai terbentuk budaya diskusi isu terkini yang berjalan hingga tahun 2024. Sempat vakum, dan kini 2025 dimulai kembali.

Forsa akan kembali menggelar diskusi rutin setiap bulan dengan berbagai tema aktual yang relevan dengan kondisi masyarakat. Forum ini juga berencana memperluas jangkauan peserta dan menghasilkan rumusan-rumusan pemikiran yang bisa ditindaklanjuti dalam bentuk aksi nyata. (Blt)

×