Blitar – Kopi robusta asal Desa Ampelgading, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, berhasil meraih posisi ketiga dalam kompetisi WE Kopi Kolaborasi 2025 tingkat nasional. Prestasi ini menjadi pintu gerbang bagi kopi lokal Blitar untuk bersaing di kancah Asia Tenggara.
Ahrian Festyananda (44), pegiat kopi Blitar Raya, menjadi sosok di balik kesuksesan ini. Kopi yang dibawanya mengalahkan ratusan peserta lainnya dalam kompetisi yang digelar Februari 2025, dengan hasil pengumuman resmi pada Senin (21/4/2025).
Kisah Ahrian cukup inspiratif. Awalnya tidak menyukai kopi, ia berubah total setelah bekerja di perkebunan dan mengikuti pelatihan intensif. Kini, ia telah tersertifikasi sebagai barista oleh BNSP dan aktif menjadi instruktur serta pendamping petani kopi di Blitar.
“Intinya, harus terus belajar. Saya yang dulu benci dengan kopi, karena terus belajar dan telaten, akhirnya bisa berkecimpung di dunia kopi,” kata Ahrian.
Pada 2024, DKPP Kabupaten Blitar mendanai program pendampingan pascapanen yang dijalankan Ahrian untuk 20 petani kopi. Biji kopi hasil program inilah yang kemudian diikutsertakan dalam kompetisi hingga meraih penghargaan.
Ahrian menerapkan standar ketat dalam seleksi dan pengolahan, yakni hanya memilih biji kopi dengan kondisi petik merah dan enggunakan fermentasi sistem anaerob untuk meningkatkan cita rasa.
Prestasi ini membuktikan kopi Blitar memiliki daya saing tinggi. “Kita harus terus mempromosikan dan meningkatkan kualitas agar bisa go international,” tegas Ahrian.
Dengan capaian ini, kopi robusta Blitar siap menembus pasar ASEAN dan menjadi salah satu varian terbaik di kawasan tersebut.
Ahrian berharap kisah suksesnya dapat memotivasi pegiat kopi lokal untuk terus berinovasi. “Kita harus terus mempromosikan kopi dari Blitar Raya dan meningkatkan kualitas produksi,” kata pria berusia 44 tahun tersebut.
Pencapaian ini menjadi bukti bahwa kopi lokal Indonesia mampu bersaing di tingkat regional dengan dukungan pengolahan profesional dan pembinaan berkelanjutan.