Artikel

Mbah Dimyati: Ulama Kharismatik dari Ploso, Blitar

 

Mbah Dimyati: Ulama Kharismatik dari Ploso, Blitar
(Foto: Istimewa)

Bicara Blitar–Halo Dulur! Mbah Dimyati, atau dikenal sebagai Kiai Pendito, adalah seorang ulama besar dari Blitar yang dikenal memiliki karomah luar biasa. Lahir pada tahun 1921 di Dusun Baran, Desa Ploso, Kecamatan Selopuro, ia merupakan putra KH. Hasbullah, keturunan Sunan Geseng, murid Sunan Kalijaga.

Sejak kecil, Mbah Dimyati menunjukkan sifat berbeda. Ia pendiam, gemar menyendiri, dan sangat rajin mengaji. Selepas Sekolah Rakyat, ia melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo di bawah asuhan Romo Kiai Abdul Karim.

Pecel Pawon Mbok Marti Jatinom Blitar: Cita rasa tradisi dan kisah perjuangan

Di pesantren ini, Mbah Dimyati dikenal sebagai santri yang istiqamah dan penuh dedikasi. Salah satu kisah karomahnya, granat sisa perang Belanda yang meledak di kamarnya tidak melukai beliau sedikit pun.

Baca juga: Sumber Bon C: Wisata Alam Sejuk di Kaki Gunung Kelud

Sepulangnya dari Lirboyo, ia mengabdikan hidupnya dengan mengajar di kampung halaman. Metode pengajarannya unik, menggunakan pendekatan ruhaniyah dan ujian spiritual bagi para santrinya. Keikhlasannya terlihat dari gaya hidupnya yang sederhana dan tanpa pamrih.

Pemkot Blitar peringati Harhubnas 2025, Mas Ibin tekankan keselamatan dan akses transportasi

Mbah Dimyati wafat pada tahun 1989 dalam usia 68 tahun. Hingga kini, makamnya di Jl. Makam KH Dimyati, Ploso, Selopuro, Blitar, ramai diziarahi. Keharuman nama beliau terus dikenang melalui Majelis Dzikir Kanzul Jannah yang digelar rutin.

Mbah Dimyati adalah bukti nyata kesalehan yang meninggalkan jejak abadi di hati masyarakat Blitar dan sekitarnya. 

Warung Mie Jawa Pak Jiran di Jalan Wilis Blitar yang punya cita rasa otentik

×