Blitar – Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Pendidikan menggelar kegiatan penguatan tim untuk pencegahan perundungan, kekerasan, dan intoleransi di jenjang sekolah dasar.
Program ini menjadi bagian dari upaya mewujudkan Kabupaten Blitar sebagai Zero Bullying dan Kabupaten Layak Anak.
Kolaborasi dilakukan antara Dinas Pendidikan, Unit PPA Polres Blitar, dan Unit Psikolog Klinis RSUD Srengat. Pendekatan pencegahan dibangun melalui kerja sama sekolah, pemerintah daerah, kepolisian, orang tua, serta masyarakat untuk membentuk budaya positif di lingkungan pendidikan, terutama meningkatkan empati serta penyelesaian konflik secara damai.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar melalui Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar, Deni Setiawan, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen serius menghentikan bullying di sekolah dasar melalui program berkelanjutan.
“Kegiatan sosialisasi secara intensif digencarkan kepada tenaga pendidik, siswa, dan masyarakat tentang bahaya bullying dan pentingnya kesadaran bersama untuk menuntaskannya,” ujar Deni.
Menurutnya, sekolah harus memastikan pengawasan yang lebih baik agar tercipta lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa.
Deni menyampaikan bahwa upaya pencegahan tidak boleh bersifat parsial, melainkan menjadi tanggung jawab bersama. Ia juga mengajak tokoh agama, tokoh masyarakat, perangkat daerah, Forkompimda, hingga organisasi profesi guru untuk berperan aktif.
“Bullying pada anak-anak akan berdampak hingga dewasa. Karena itu harus dicegah sejak dini. Anak-anak adalah kader bangsa dalam menyongsong bonus demografi dan Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Lebih lanjut, Deni menjelaskan bahwa strategi pencegahan mencakup program sekolah yang proaktif, antara lain sosialisasi anti-bullying, pelatihan guru, serta penyusunan kebijakan sekolah yang tegas terkait penanganan kekerasan.
Ia menambahkan bahwa peran keluarga tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan program.
“Orang tua harus membangun komunikasi terbuka, menumbuhkan rasa percaya diri anak, mengajarkan empati, dan membimbing anak menghadapi situasi perundungan,” tutup Deni. (Ads/mad/blt)

