Artikel Berita
Beranda » Pesanggrahan Bakung, bangunan bersejarah Operasi Trisula yang masih berdiri di Blitar Selatan

Pesanggrahan Bakung, bangunan bersejarah Operasi Trisula yang masih berdiri di Blitar Selatan

Pesanggrahan Bakung di Kabupaten Blitar. (Foto: Thoha Ma’ruf/Bicarablitar.com)

Blitar – Di sebelah Monumen Trisula, terdapat bangunan tua yang masih berdiri kokoh dan menjadi saksi sejarah peristiwa 1965–1968 di Blitar Selatan. Bangunan tersebut bernama Pesanggrahan Bakung, berlokasi di Desa Bakung, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar.

Pesanggrahan ini bukan bangunan sembarangan. Pada 1968, tempat tersebut digunakan sebagai markas pejabat daerah dan militer dalam pelaksanaan Operasi Trisula, operasi keamanan yang saat itu bertujuan memberantas kader, anggota, dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Blitar Selatan kala itu menjadi salah satu wilayah persebaran dan pelarian pihak-pihak yang dituduh terlibat PKI.

Setelah diam panjang, apa yang bisa diperbuat negara sekarang soal Tragedi 1965?

Meskipun dibangun dari kayu, bangunan Pesanggrahan Bakung masih berdiri kuat hingga sekarang. Di dalamnya masih terdapat tulisan penanda ruangan seperti kamar bupati, meja makan, serta meja yang dulu digunakan sebagai tempat rapat. Semua itu masih bisa dilihat langsung oleh pengunjung.

Akses menuju lokasi kini jauh lebih mudah. Jalan menuju Pesanggrahan Bakung sudah beraspal dan dapat dilalui kendaraan roda empat.

Karena itu, kawasan ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang cukup ramai dikunjungi, terutama oleh pelajar, peneliti sejarah, dan wisatawan yang ingin mengenal jejak masa lalu Blitar Selatan.

Mereka yang bertahan soal Tragedi 1965: Kisah para penyintas dan arti hidup setelah kekerasan

Peristiwa 1965 dan Operasi Trisula tetap menjadi catatan kelam bagi perjalanan bangsa. Sejarah mencatat ada banyak korban jiwa, dan peristiwa tersebut terus menimbulkan perdebatan sampai sekarang.

Terlepas dari interpretasi politik atau ideologinya, bangunan Pesanggrahan Bakung menjadi pengingat bahwa tragedi tersebut benar-benar pernah terjadi. (Ha/blt)

Antara pengakuan dan penyangkalan: Sikap negara di era Reformasi, dari Habibie hingga Jokowi soal Tragedi 1965
×