Artikel Opini

Flannel is not just a shirt: Filosofi vintage di balik kemeja kotak-kotak

Kemeja kain flanel. (Dok. Pribadi)

Ada sesuatu yang menenangkan dari sehelai kemeja flannel. Mungkin karena lembutnya bahan, mungkin karena motif kotaknya yang bikin nostalgia atau mungkin karena setiap lipatan di kainnya menyimpan sedikit cerita masa lalu.

Flannel bukan hanya busana, pakaian ini semacam pernyataan diri bagi mereka yang hidup dengan gaya sederhana tapi punya kedalaman.

Dulu, flannel lahir bukan dari dunia mode yang glamor. Pakaian ini berasal dari tangan para pekerja tambang dan petani di Eropa yang butuh pakaian kuat dan hangat untuk bertahan di cuaca keras. Tak ada niat untuk terlihat keren tapi justru dari kejujuran itulah pesona flannel muncul.

Hujan deras picu longsor di Gandusari Blitar, satu keluarga alami luka dan robohkan rumah

Lalu datang era 90-an. Musik grunge, rambut acak-acakan dan Kurt Cobain di atas panggung mengenakan flannel lusuhnya. Dunia tiba-tiba sadar ternyata baju kerja keras itu punya jiwa. Pakaian ini jadi lambang perlawanan terhadap tren, wujud paling murni dari keautentikan.

Sekarang, beberapa dekade setelah itu, flannel masih bertahan. Anak muda memakainya bukan hanya karena nyaman, tapi karena ada “vibe” yang nggak bisa dijelaskan. Mereka yang memakai flannel seolah bilang, “gue nggak perlu ribet buat kelihatan keren.”

Dan entah kenapa, orang yang pakai flannel biasanya kelihatan tenang tapi menarik, kayak punya dunia sendiri yang nggak perlu dijelaskan ke siapa pun.

Balita usia 3 tahun di Blitar meninggal tersengat listrik dari gardu PLN, siapa yang bertanggung jawab?

Flanel itu juga soal memori. Ada yang nemu di distro, di thrifting-an dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Ada yang punya flannel pemberian dari kakak, mantan atau teman nongkrong lama. Bahkan ada yang flannel-nya udah pudar tapi tetap disimpan, karena tiap helainya nyimpan momen. Yang unik, semakin tua flannel, semakin punya karakter. Sama seperti pemiliknya.

Gaya ini nggak pernah lekang oleh waktu. Coba padukan flannel dengan jeans biru klasik atau kaos putih polos. Simple, tapi tetap kelihatan “gue banget.” Bukan gaya yang butuh banyak usaha, tapi punya makna yang dalam.

Dan mungkin itu alasan kenapa cewek-cewek suka cowok yang pakai flannel, karena di balik tampilannya yang santai, ada aura tulus dan hangat yang nggak bisa dibuat-buat.

Perampokan pecah kaca di Blitar, uang Rp150 juta untuk bayar panen jagung raib

Sekali lagi flannel adalah simbol dari ketenangan, dari seseorang yang tahu siapa dirinya dan nggak takut tampil apa adanya. Pakaian dengan gaya yang jujur ,nggak perlu ramai untuk terlihat menarik. Dan di dunia yang serba cepat ini, kejujuran semacam itu terasa langka.

×