Artikel Feature
Beranda » Cerita perjalanan karier Ali Imron, mantan penjaga gawang PSBI Blitar

Cerita perjalanan karier Ali Imron, mantan penjaga gawang PSBI Blitar

Mantan pemain PSBI Blitar, Ali Imron.
Mantan pemain PSBI Blitar, Ali Imron. (Dok. Pribadi)

Blitar – Kami berkesempatan untuk mewawancarai mantan penjaga gawang PSBI Blitar, Ali Imron.

Pria yang kini berusia 46 tahun ini menceritakan awal mula kariernya menjadi pemain sepakbola hingga kesibukannya saat ini.

Berikut hasil cuplikan wawancara kami pada Kamis, 26 Juni 2025, terkait karier sepakbola Ali Imron.

Warung Berkah Pinus di Blitar: bermodal uang 3 ribu sudah bisa makan prasmanan

Mas, boleh diceritakan perjalanan karier sepakbola bola jenengan, hingga akhirnya berlabuh di PSBI?

Karier perjalanan sepak bola saya diawali dari SSB Indonesia Muda Blitar. Pada saat itu menjadi SSB pertama di Kota Blitar sebelum ada SSB yang lain bermunculan.

Efeknya sangat bagus untuk perkembangan sepak bola di Blitar. Baik di kabupaten maupun Kota Blitar banyak sekali bermunculan SSB. Setelah dari SSB Indonesia Muda Blitar, saya terjaring tim Soeratin Blitar.

Tegaskan komitmen penegakan hukum, Satpol PP Kabupaten Blitar gelar sosialiasi di Wlingi

Dulu Soeratin Blitar, kabupaten kota jadi satu. Jadi pemain terbaik di Blitar diikutkan Piala Soeratin untuk tingkat Provinsi Jawa Timur.

Setelah itu dari Soeratin selepas lulus dari SMA, saya kuliah di malang setelah itu, alhamdulillah sempat masuk di tim Arema. Yang saat ini Arema FC dulu Arema Malang.

Waktu itu saya menjadi kiper keempat. Istilahnya masih magang. Sempat di Arema sekitar setahun setengah.

Perang Iran-Israel: pelanggaran hukum Internasional dan peran AS dalam eskalasi konflik

Setelah itu saya dengan beberapa teman dari Malang masuk di Persik Kediri, waktu itu masih di Divisi Utama. Saya masuk Persik Kediri sekitar tahun 2001 – 2003 kalau tidak 2004. Dua musim kalau tidak tiga musim.

Setelah itu, saya memutuskan untuk pindah dari Persik karena saya ingin mempunyai kesempatan bermain yang lebih besar.

Saya mencoba mengikuti seleksi di luar kota dan akhirnya ada tawaran kembali di Kota Blitar. Ada tawaran dari PSBI untuk bergabung dan pada saat itu PSBI menargetkan lolos ke Divisi Utama.

Diawali dari Divisi 3, Divisi 2, Divisi 3 hingga lolos ke Divisi Utama. Jadi PSBI sejarahnya berturut-turut lolos ke Divisi Utama.

Saya masuk PSBI Senior kalau tidak 2005 ya 2006 mas, kalau tidak salah. Itu masih di Divisi 3 kalau tidak salah. Tapi target lolos ke Divisi Utama hingga berturut-turut itu. Tahun 2006, 2007, 2009, dan setelah itu sudah masuk Divisi Utama.

Saya pensiun hingga tahun 2017 kalau tidak 2018. Itupun saya istirahat karena pada waktu itu saya masih bermain bisa, tapi biar ada regenerasi akhirnya saya memilih melatih saja.

Karena pada 2010 itu saya sudah memiliki lisensi kiper. Jadi pada saat liburan kompetisi saya diajak oleh pelatih saya yang sangat berjasa dalam karier saya yaitu Pak Sudarto, legend kiper yang sekarang masih sehat.

Pada akhirnya saya ditawari oleh manajemen untuk menjadi asisten kiper sekaligus bermain. Dan itupun saya tetap meminta doa restu kepada Pak Darto, pelatih saya waktu itu.

Saya diberi restu akhirnya saya memutuskan untuk berangkat. Bagi saya guru itu adalah segalanya. Tidak mungkin kita bisa tanpa seorang guru. Setelah itu saya menerima hingga pensiun di PSBI Blitar. (Blt)

×