Artikel Kuliner

Ngopi di Blitar: Budaya nongkrong warga kota dari kafe hingga angkringan

(Tangkapan layar Instagram/Mooroo Kopi)
(Tangkapan layar Instagram/Mooroo Kopi)

Blitar – Tidak hanya dengan sejarah dan budayanya, tetapi Kota Blitar juga dikenal dengan atmosfer ngopi yang semakin kuat melekat di kehidupan warganya terutama para kawula muda.

Dari kafe modern yang estetik hingga angkringan sederhana di pinggir jalan. Budaya nongkrong sambil menyeruput kopi sudah menjadi bagian penting dalam keseharian masyarakat Kota Blitar.

Bagi anak muda, nongkrong di kafe menjadi salah satu pilihan utama. Misalnya di Roketto Coffee & Co yang berlokasi di Jalan Veteran menghadirkan suasana modern dengan desain interior yang cozy.

Ini stasiun-stasiun yang jadi tempat berhenti KA Kahuripan, rute Kiaracondong – Blitar

Tempat ini sering jadi rujukan untuk kerja santai dengan laptop, diskusi komunitas atau sekadar melepas penat dengan racikan kopi khas barista profesional. Tak jauh dari situ, ada juga Kaoli Cafe yang menawarkan nuansa lebih hangat dengan menu kopi sekaligus camilan yang cocok untuk menemani waktu bersantai.

Bagi pecinta tempat dengan konsep unik, Kodi Kopi menjadi salah satu spot yang menonjol. Lokasinya strategis dan nyaman untuk nongkrong bersama teman dengan pilihan minuman kopi maupun non-kopi.

Sementara itu, Linang Kopi lebih menekankan suasana hangat, cocok bagi mereka yang ingin berbincang lebih lama tanpa gangguan suasana yang terlalu ramai.

15 desa di Jawa Timur ditetapkan sebagai Desa Terang oleh Komisi Informasi Jatim

Tak ketinggalan ada Mooroo Kopi, kafe dengan atmosfer minimalis modern yang sering jadi pilihan kaum muda Blitar untuk hunting foto sambil menikmati kopi kekinian.

Namun, budaya ngopi di Blitar tidak hanya soal kafe estetik. Justru, banyak warga kota yang merasa lebih nyaman menikmati secangkir kopi di angkringan. Di sinilah sisi ekonomi kerakyatan hidup.

Tampilan yang sederhana dan murah tapi penuh kehangatan. Sebut saja Angkringan 27 yang selalu ramai di malam hari, menjadi tempat persinggahan mahasiswa, pekerja hingga komunitas. Lalu ada Blok M Angkringan yang menghadirkan suasana mirip angkringan Jogja dengan pilihan nasi kucing dan kopi panas yang akrab di lidah.

Infest Yogyakarta dan Kopi Blitar gelar pelatihan migrasi aman untuk calon PMI

Tak ketinggalan, Angkringan Cemara 318 dan Yooyie Angkringan juga menjadi titik nongkrong populer dengan nuansa lebih santai.

Sementara Cak Angkringan, dengan konsep yang sederhana, menjadi pilihan banyak orang yang ingin sekadar menyeruput kopi hitam sambil ngobrol panjang tanpa khawatir kantong jebol.

Perpaduan antara kafe modern dan angkringan tradisional inilah yang membuat budaya ngopi di Blitar begitu menarik.

Sukses gelar Seminar Kepemimpinan & Kepemudaan pelajar NU ranting se-Sananwetan, ini harapan dari pelaksana

Kafe menawarkan kenyamanan dengan fasilitas lengkap, sementara angkringan memberikan keakraban khas budaya Jawa yang sulit tergantikan. Kedua ruang ini pada akhirnya menciptakan harmoni, seakan menyiratkan kota kecil yang tetap hidup dengan tradisi, tapi tidak ketinggalan mengikuti tren modern.

Jadi, apakah kamu tipe yang lebih suka menyeruput cappuccino di kafe estetik atau kopi jos di angkringan sederhana? Apapun pilihanmu, Kota Blitar punya semuanya. (Blt)

×