Artikel Berita
Beranda » Putri Batik Kota Blitar ini angkat budaya lewat dunia rias: Merias wajah itu seni memuliakan identitas

Putri Batik Kota Blitar ini angkat budaya lewat dunia rias: Merias wajah itu seni memuliakan identitas

Tayangan pada podcast Bakul Kompo di kanal YouTube, Sabtu (1/11/2025).

Blitar – Putri Batik Kota Blitar, Erita Dwi Anggraini, menampilkan wajah baru generasi muda yang kreatif sekaligus berjiwa pelestari budaya.

Di tengah kesibukannya sebagai Make Up Artist (MUA) dan mahasiswa, Erita terus mendorong agar batik dan tradisi lokal tetap hidup di kalangan anak muda.

Hal itu ia sampaikan dalam podcast Bakul Kompo di kanal YouTube, Sabtu (1/11/2025), yang mengulas perjalanan karier dan misinya mengangkat budaya Blitar lewat dunia rias.

Gudang oven pengering tusuk sate di Kanigoro Blitar terbakar, kerugian capai Rp35 juta

“Merias wajah itu bukan sekadar mempercantik penampilan, tapi juga bentuk menghargai identitas dan warisan budaya. Saya ingin anak muda melihat batik dan tradisi lokal sebagai sesuatu yang keren dan relevan,” ujar Erita.

Erita dikenal dengan transformasinya yang menarik: dari pribadi tomboy menjadi duta budaya yang aktif memperkenalkan Batik Kota Blitar.

Dalam ajang Putri Batik, ia menonjolkan motif khas pesisiran yang memadukan warna-warna berani dan filosofi lokal.

Mengapa keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi sulit diwujudkan? Pusat sebagai penghambat!

Salah satu motif yang ia perkenalkan adalah Batik Praba, yang menampilkan ikon daerah seperti Ikan Koi dan Gerbang Makam Bung Karno, simbol harmoni dan semangat perjuangan masyarakat Blitar.

“Saya ingin batik tidak hanya dipakai di acara resmi, tapi juga bisa jadi bagian dari gaya kasual sehari-hari,” jelasnya.

Selain berbicara tentang budaya, Erita juga menyoroti pentingnya etos kerja dan kemandirian ekonomi di kalangan Generasi Z. Ia mengaku tidak malu bekerja sejak muda, bahkan memulai bisnis rias saat masih menempuh pendidikan.

Paradoks kekuasaan dalam demokrasi kita!

Menurutnya, manajemen waktu menjadi kunci utama untuk menyeimbangkan kuliah, bisnis, dan tanggung jawab sosial sebagai duta budaya.

“Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Yang penting tetap bergerak maju dan jangan hidup untuk sekadar menyenangkan orang lain,” ujarnya. (blt)

Operator ekskavator di Blitar ini ditemukan tewas, keluarga curiga gara-gara tak kunjung pulang
×