Blitar – Program penguatan ekonomi komunitas pekerja migran terus berlanjut. Yayasan INFEST Yogyakarta menggelar Pelatihan Tata Kelola Keuangan dan Penyusunan Laporan Usaha bagi Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) Blitar di Hotel Puri Perdana, Blitar, 13 November 2025.
Pelatihan diikuti 23 peserta dari tingkat desa hingga kabupaten. Kegiatan ini merupakan bagian dari pendampingan jangka panjang yang dilakukan INFEST sejak 2018.
Fokus utamanya adalah membangun sistem usaha kolektif yang transparan, akuntabel, dan mampu menopang kemandirian ekonomi pekerja migran beserta keluarganya.
Sofwan Hadi dari INFEST Yogyakarta menilai kegiatan ini menjadi titik penting untuk menyiapkan komunitas agar mampu mengelola usaha secara lebih tertib.
“Kemandirian komunitas hanya mungkin terwujud jika mereka dapat mengatur keuangan dengan baik. Penguasaan arus kas, penyusunan laporan, dan budaya transparansi adalah fondasi yang harus diperkuat,” jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa saat ini lima komunitas pekerja migran di Kabupaten Blitar telah mengelola usaha bersama. Pelatihan kali ini membantu mereka memperbarui sistem pencatatan, menyiapkan laporan tahunan, dan menyusun rencana kerja yang lebih terukur.
Pendekatan Praktis dan Relevan
Materi lanjutan disampaikan oleh Novia Putri dari INFEST Yogyakarta. Ia menegaskan bahwa tata kelola keuangan bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan bagian dari membangun kepercayaan antaranggota.
“Setiap keputusan keuangan menentukan keberlanjutan usaha. Pelaporan bukan sekadar formalitas, tapi instrumen pertanggungjawaban,” katanya
Peserta kemudian menyusun draf laporan tahunan komunitas masing-masing.
Mereka membawa catatan kas, laptop, serta dokumen pendukung untuk memastikan laporan benar-benar siap digunakan sebagai bahan evaluasi akhir tahun.
Antusias Peserta dan Dampak Pelatihan
Suliyati, Ketua KOPI Kabupaten Blitar, menyambut baik program ini. Ia menyebut pelatihan membantu komunitas memahami pentingnya administrasi usaha yang tertib.
“Ini membuka wawasan kami. Komunitas harus rapi dalam pembukuan agar usaha bisa dipertanggungjawabkan kepada anggota maupun mitra,” ujar Suliyati.
Ainun Naim, Ketua KOPI Desa Gogodeso, menambahkan bahwa pelatihan memberi pemahaman baru mengenai standar penyusunan laporan.
“Kami sebelumnya fokus menjalankan usaha saja. Sekarang kami mengerti bagaimana membuat laporan keuangan dan mengevaluasi usaha secara berkala,” tuturnya.
Pelatihan ditutup dengan penyusunan rencana tindak lanjut, termasuk target penyelesaian laporan keuangan tahunan sebelum akhir 2025.
INFEST menegaskan komitmennya mendampingi komunitas agar mereka mampu mengelola usaha secara mandiri, berkelanjutan, dan berorientasi pada kebutuhan anggota.
“Kami ingin komunitas berdiri dengan kuat secara sosial dan ekonomi. Transparansi keuangan adalah kunci untuk itu,” kata Sofwan Hadi. (blt)

