Blitar – Jauh dari hiruk pikuk keramaian, di ujung selatan Kabupaten Blitar, tersimpan sebuah permata tersembunyi bernama Pantai Peh Pulo.
Terletak di Desa Sumbersih, Kecamatan Panggungrejo, pantai ini menjadi pilihan sempurna bagi pencinta alam yang mendambakan ketenangan dan panorama yang memikat.
Tak heran jika pantai ini dijuluki “Raja Ampat dari Blitar”, berkat gugusan pulau-pulau kecil yang menjulang dari permukaan laut, menciptakan lanskap mirip kawasan Raja Ampat di Papua. Meski skalanya berbeda, daya tarik visualnya mampu membuat siapa pun terpesona.
Peh Pulo menawarkan kombinasi eksotis antara pasir kecokelatan, air laut jernih, dan deburan ombak khas pantai selatan.
Suasananya masih alami, nyaris tak tersentuh, karena belum banyak dikunjungi wisatawan. Ini menjadikannya lokasi ideal untuk relaksasi, camping, atau sekadar menikmati momen matahari terbit di balik gugusan karang.
Namun, pantai ini bukan tempat yang cocok untuk berenang. Karang tajam yang mendominasi bibir pantai menjadi alasan utama untuk lebih menikmati keindahannya dari kejauhan atau lensa kamera.
Justru karena kondisi inilah, penggemar fotografi, terutama pengguna drone, sangat dimanjakan oleh pesona visual Peh Pulo dari udara.
Biaya masuk yang dikenakan pun sangat terjangkau, hanya Rp5.000 per orang. Pantai ini dibuka selama 24 jam, meski pengunjung disarankan tidak melakukan perjalanan malam demi alasan keselamatan mengingat kondisi jalur yang belum sepenuhnya terang dan teraspal.
Dari pusat Kota Blitar, perjalanan menuju Pantai Peh Pulo memakan waktu sekitar 1,5 jam atau menempuh jarak kurang lebih 44 kilometer. Rute perjalanan melewati Jalan Raya Gaprang, Jalan Manukwari, Jalan Basuki Rahmat, hingga Jalan Raya Sukorejo sebelum mencapai lokasi.
Perjalanan panjang menuju pantai ini akan terbayar tuntas begitu Anda menginjakkan kaki di sana. Pantai Peh Pulo bukan sekadar tempat wisata, tapi ruang alami untuk menyatu dengan alam, menepi sejenak dari riuhnya rutinitas, dan menikmati keindahan yang belum banyak dijamah. (Blt)