Artikel Opini
Beranda » Opini: Aktivis tanpa poster yang lahir dari gerakan-gerakan kecil

Opini: Aktivis tanpa poster yang lahir dari gerakan-gerakan kecil

Ilustrasi aktivis yang berorasi. (Foto: Unsplash.com)

Ketika suara paling keras sering dianggap paling benar, ada satu bentuk aktivisme yang jarang dibicarakan yakni aktivis tanpa poster.

Gerakannya senyap, tidak selalu tampil di panggung, tidak viral di TikTok serta tidak wajib memiliki tagline dramatis. Aktivisme model ini justru lahir dari tindakan kecil yang konsisten, dari kesadaran sehari-hari juga dari keberanian untuk memilih jalan yang benar meski tidak ada yang menonton.

Pada banyak momen kita terlalu fokus pada hal-hal yang terlalu simbolik seperti poster, slogan, foto aksi bahkan filter Instagram bertema isu tertentu. Padahal, perjuangan yang paling murni sering kali tidak membutuhkan panggung.

Opini: Tentang hidup yang tidak perlu terlihat hebat

Aktivisme tanpa poster adalah tentang bagaimana seseorang tetap memegang prinsip, membantu lingkungannya, bersuara sewajarnya sekaligus tetap menjadi manusia yang peduli meski tidak dilihat siapa-siapa. Inilah gerakan yang tidak membutuhkan validasi online untuk tetap hidup.

Aktivisme diam-diam ini bisa berwujud sederhana seperti mengingatkan teman tentang batas wajar bercanda, menegur senior yang menyalahgunakan posisi, membela adik tingkat yang dibebani tugas tidak masuk akal atau memilih untuk tidak ikut arus toksik organisasi.

Ini mungkin terlihat kecil, tapi justru di situlah kekuatannya. Perubahan besar biasanya dimulai dari tindakan yang tampak biasa tindakan yang dilakukan oleh orang-orang yang memilih integritas daripada tepuk tangan.

Ada instruksi dari puncak pada Tragedi 1965: Bagaimana perintah pembunuhan menyebar

Banyak aktivis muda hari ini lupa bahwa pergerakan bukan hanya soal aksi massal dan retorika berat. Pergerakan adalah soal keberlanjutan. Yang mampu bertahan bukan hanya mereka yang lantang berteriak di depan kampus, tetapi juga mereka yang mampu menjaga nilai di belakang layar.

Aktivis tanpa validasi ini adalah mesin senyap dari perubahan sosial mereka yang tidak menunggu momentum, tetapi menciptakan momentum dari keseharian.

Dalam dunia yang begitu cepat menilai dari penampilan luar, menjadi aktivis tanpa poster adalah bentuk perlawanan tersendiri. Kamu tidak sibuk memoles citra, tidak sibuk menambah followers, tidak sibuk terlihat paling kritis. Kamu sibuk bekerja. Dan itu jauh lebih penting daripada mendapatkan 1000 likes yang berlalu begitu saja. Aktivisme sejati tidak menuntut panggung, dia hanya menuntut keikhlasan dan konsistensi.

PMII Rayon Ali Shariati Unisba Blitar gelar RTAR IV, Ibnu Arina terpilih sebagai ketua rayon 2025-2026

Justru aktivis seperti inilah yang sering paling berpengaruh. Tidak berhenti saat trending selesai. Tidak hilang ketika narasi berubah. Dia tetap bertahan. Treatment tanpa poster ini menjadikan seseorang kuat dari dalam, karena perjuangannya tidak bergantung pada sorakan massa atau spotlight sesaat.

Perubahan yang lahir dari kesadaran seperti ini biasanya lebih mendarah, lebih jangka panjang sehingga lebih sulit dibelokkan.

Dunia tidak hanya membutuhkan orator. Dunia juga membutuhkan pendengar yang cermat, penggerak senyap serta pemikir yang bertindak tanpa perlu pengakuan.

Program pelatihan vokasi Disnaker turut dorong penurunan Pengangguran di Kabupaten Blitar

Kita tidak harus selalu terlihat bergerak untuk betul-betul menggerakkan sesuatu. Kadang, perubahan paling nyata justru dilakukan oleh orang yang tidak pernah memamerkan pergerakannya. (Blt)

×