Artikel Berita
Beranda » NU dan Muhammadiyah di Blitar gelar ‘Cangkruk Ketua’ untuk perkuat sinergi ormas Islam Menuju Indonesia Emas 2045

NU dan Muhammadiyah di Blitar gelar ‘Cangkruk Ketua’ untuk perkuat sinergi ormas Islam Menuju Indonesia Emas 2045

Cangkruk Ketua: Sinergi Ormas Islam dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045, Rabu malam (8/10/2025). (Dok. PCNU Kabupaten Blitar)

Blitar – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Blitar menggelar acara bertajuk “Cangkruk Ketua: Sinergi Ormas Islam dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045”, Rabu malam (8/10/2025).

Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Bazar Santri yang berlokasi di area parkir Pasar Hewan Wlingi.

Acara tersebut menghadirkan dua tokoh besar Islam di Blitar, yakni Ketua PCNU Blitar Muqorrobin dan Ketua PD Muhammadiyah Blitar Sigit Prasetyo.

Gelaran hari santri nasional di Kota Blitar yang dibuat meriah

Talkshow dipandu oleh dua moderator, Gud Tymbro dan Mas Sulkhan, yang berhasil menciptakan suasana santai namun sarat makna. Puluhan peserta dari Banom NU, Ortom Muhammadiyah, serta masyarakat umum tampak antusias mengikuti jalannya diskusi.

Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Blitar, Sigit Prasetyo, menyampaikan bahwa hubungan komunikasi dan kerja sama antara Muhammadiyah dan NU sebenarnya telah terjalin lama.

“Kami sudah sering berkolaborasi, hanya saja memang jarang dipublikasikan, jadi banyak yang tidak tahu,” ujarnya.

LP Ma’arif NU Kota Blitar songsong implementasi Kurikulum Merdeka

Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Blitar, Muqorrobin, menjelaskan bahwa program-program yang dijalankan NU memiliki banyak kesamaan dengan Muhammadiyah.

“Kami lahir dari semangat dan nilai dasar yang sama,” ungkapnya.

Ia juga berpesan kepada warga Nahdliyin untuk terus menghormati perbedaan dan memperkuat ukhuwah demi kemaslahatan umat dan bangsa.

Kader Muda NU di Wlingi Blitar Siap Gerakkan Pemuda Akar Rumput

“Perbedaan itu bagian dari sunnatullah. Banyak prinsip-prinsip kita yang sejatinya serupa,” imbuhnya.

Sigit pun sependapat. Ia menekankan pentingnya kedewasaan dalam menyikapi perbedaan pandangan agar tidak menimbulkan perpecahan.

“Mari kita fokus membicarakan hal-hal yang bisa dikerjakan bersama,” ujarnya. (Blt)

Berita Terkait

×