Musik Navicula mendapat pengaruh musik grunge dan warna musik kebudayaan Bali. Mereka berhasil memadukan beberapa genre musik seperti folk, blues, funk, dan musik etnic. Mereka juga sempat bekerja sama dengan label luar negri dan berhasil menghasilkan 1 album “Alkemis“.
Musik mereka lekat dengan isu-isu sosial dan lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Salah satu konser adalah “Borneo Tour” pada tahun 2012 yang bertujuan untuk mengkampanyekan deforestasi yang akan mengancam kelangsungan hidup satwa di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Mereka menciptakan lagu “Harimau” dan “Orang Utan” sebagai bentuk dukungan untuk melindungi habitat dan satwanya.
![]() |
(foto: kapan lagi) |
Mereka juga membuat lagu dengan judul “Metropolutan” untuk menggambarkan kondisi atas situasi kondisi sosial, polusi udara, dan kemacetan yang terjadi di Ibukota Jakarta. Lagu ini berhasil mengantarkan Navicula untuk memenangkan penghargaan dari Rode Rockumentary dan berhak rekaman di luar negeri.
![]() |
(foto: denfilmbali) |
Lagu “Mafia Hukum” merupakan lagu yang paling hits diantara beberapa karya mereka. Lagu ini bercerita bagaimananya masih ditemukan praktik-praktik penyogokan pada pelaksanaan hukum di Indonesia, serta masih adanya tumpang tindih hukum yang berlaku di kalangan masyarakat dengan di kalangan penguasa.
Navicula bukan hanya menyajikan suatu karya yang dapat dinikmati oleh pendengar saja, namun harus ada suatu nilai yang dapat menjadi inspirasi bagi semua lapisan masyarakat.
Melalui lagu mereka yakin dapat mempengaruhi lebih luas lagi terutama anak-anak muda sebagai agen perubahan di masa kini dan di masa yang akan datang. Mereka tidak ingin apa yang ada di bangsa ini habis dan tanpa nilai, tetapi harus ada unsur kelestarian demi keberlangsungan generasi penerus selanjutnya.