Artikel Opini
Beranda » Merawat nalar kritis perempuan, refleksi 58 Tahun KOPRI PMII

Merawat nalar kritis perempuan, refleksi 58 Tahun KOPRI PMII

Laila Mufidah Ketua PC KOPRI PMII Blitar Raya 2025-2026. (Dok. PC PMII Blitar)

Oleh: Laila Mufidah Ketua PC KOPRI (Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Blitar Raya 2025-2026

Selama 58 tahun, KOPRI menjadi wadah strategis bagi perempuan untuk mengasah gagasan tentang keadilan gender, ruang aman, hingga kepemimpinan transformatif. Harlah KOPRI ke-58 bukan hanya perayaan usia, tetapi penegasan bahwa gerakan perempuan ini tidak pernah berhenti bergerak.

Momentum ini menjadi ruang refleksi sebuah jeda untuk kembali meneguhkan arah pergerakan. Di tengah derasnya perubahan sosial, KOPRI hadir sebagai subjek pergerakan yang menjaga nalar kritis sekaligus keberpihakan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Kader KOPRI hari ini bukan hanya pelengkap organisasi, tetapi aktor perubahan yang menentukan ke mana arah perjalanan ini akan dibawa.

Setengah abad lebih mengabdi: Menelusuri jejak perjuangan MI Ma’arif Combong Garum Blitar cetak generasi berkarakter Aswaja

KOPRI membuktikan bahwa keberanian dan intelektualitas bukan dua hal yang harus dipertentangkan. Justru keduanya berjalan beriringan.

Di sinilah KOPRI mengajarkan bahwa kepemimpinan perempuan tidak lahir dari privilese, tetapi tumbuh dari proses panjang mengawal nilai, berani mengambil peran, dan konsisten berdiri di garis depan isu sosial, mulai dari gender, advokasi, hingga pembangunan kapasitas kader.

Di usia ke-58, tantangan tentu semakin kompleks. Kekerasan berbasis gender, bias struktural, hingga kesenjangan literasi digital masih menghantui ruang-ruang sosial kita.

Kick off Harlah KOPRI ke-58 PC KOPRI Blitar Raya siap dimulai, ini rangkaian kegiatannya!

Namun, KOPRI punya modal sosial yang kuat misalnya jaringan kader perempuan yang progresif, militansi keilmuan sekaligus semangat persaudaraan yang tidak mudah goyah.

Karena itu, Harlah KOPRI ke-58 menjadi penanda penting bahwa gerakan ini tidak pernah selesai. KOPRI akan terus tumbuh, bergerak, beradaptasi, dan membuka ruang seluas-luasnya bagi perempuan dari berbagai latar.

KOPRI harus menjadi wajah Islam yang ramah, inklusif serta memberdayakan sebuah rumah belajar yang menguatkan setiap perempuan untuk menemukan suaranya.

Opini: Aktivis tanpa poster yang lahir dari gerakan-gerakan kecil

Sekali lagi KOPRI adalah rumah bagi perempuan yang berani bermimpi besar dan bekerja nyata. Rumah bagi mereka yang percaya bahwa setiap proses perjuangan adalah jalan menuju kemaslahatan yang lebih luas.

Di usia 58 tahun ini, KOPRI akan terus melahirkan kader perempuan yang kritis, progresif serta berdaya perempuan yang mampu menghadirkan kontribusi nyata bagi masyarakat dan peradaban. (Blt)

Opini: Tentang hidup yang tidak perlu terlihat hebat

Berita Terkait

×