Artikel Opini
Beranda » Mengurai Bahaya Toxic Relationship dalam Kehidupan Pribadi dan Organisasi

Mengurai Bahaya Toxic Relationship dalam Kehidupan Pribadi dan Organisasi

Dilla Widyaningrum, Bendahara PMII Rayon FKIP Komisariat Madjapahit Unisba Blitar
Dilla Widyaningrum, Bendahara PMII Rayon FKIP Komisariat Madjapahit Unisba Blitar. (Dok. Pribadi)

Toxic relationship atau hubungan beracun adalah jenis hubungan yang secara perlahan namun pasti merusak kesehatan mental, emosional, dan bahkan fisik seseorang. Hubungan ini dapat hadir di berbagai aspek kehidupan misalnya dalam keluarga, persahabatan, percintaan, hingga di lingkungan organisasi. Ia mengambil kedamaian batin, membebani pikiran, dan menghambat pertumbuhan diri.

Berbeda dengan sekadar perbedaan pendapat atau konflik sesekali, hubungan beracun ditandai oleh pola berulang yang merusak seperti manipulasi emosional, pelecehan verbal, dominasi sepihak, hingga pengabaian batasan pribadi.

Dalam jangka panjang, korban toxic relationship akan merasa kehilangan identitas diri, harga diri yang runtuh, hingga mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan atau depresi.

Lirik Lagu Tanasaghara Mata di Pesisir

Mengambil keputusan untuk cut off memutus hubungan sepenuhnya dari lingkungan beracun adalah bentuk kasih sayang tertinggi terhadap diri sendiri. Ini bukan sekadar tindakan impulsif, melainkan langkah sadar untuk melindungi integritas mental dan emosional. Memutus akses berarti memutus segala bentuk komunikasi, interaksi, dan pengaruh yang dapat kembali menyeret kita ke dalam siklus hubungan beracun.

Cut off tidak hanya tentang menjauh secara fisik, tetapi lebih penting lagi tentang menciptakan batas emosional yang tegas. Ini membuka jalan bagi proses penyembuhan, ketenangan sejati, serta memungkinkan kita membangun hubungan baru yang sehat dan suportif.

Bersikap “bodo amat” dalam menghadapi lingkungan beracun tidak berarti bersikap apatis atau tidak peduli terhadap orang lain. Sebaliknya, ini adalah seni melepaskan diri dari ekspektasi yang tidak sehat dan opini yang tidak membangun. Kita memilih untuk tidak lagi menghabiskan energi pada hal-hal yang tidak sepadan dengan pertumbuhan dan kebahagiaan pribadi.

Bapenda Kabupaten Blitar Percepat Pemutakhiran Data Pajak melalui Sosialisasi SISMIOP

Hidup terlalu berharga untuk dihabiskan dalam lingkaran toksisitas yang hanya menguras potensi terbaik kita. Dengan mampu memilih apa yang layak mendapatkan perhatian, kita memberi ruang bagi diri sendiri untuk berkembang secara optimal.

Toxic relationship tidak hanya membahayakan individu, tetapi juga kehidupan organisasi. Dalam konteks organisasi seperti PMII, lingkungan beracun dapat muncul dalam bentuk senioritas berlebihan, politik internal yang tidak sehat, manipulasi antar anggota, hingga ketidakadilan dalam distribusi tanggung jawab.

Jika dibiarkan, hubungan beracun dalam organisasi dapat membawa dampak fatal. Diantaranya turunnya moral anggota yang berakibat menjadikan lingkungan yang penuh tekanan dan ketidakadilan membuat anggota kehilangan motivasi untuk berkontribusi.

Bupati Rijanto Serukan Penyusunan RPJMD Kabupaten Blitar yang Responsif dan Berorientasi pada Kebutuhan Masyarakat

Tingginya turnover anggota yang berimplikasi kepada keluarnya kader ataupun anggota karena merasa tidak mendapatkan dukungan dan ruang aktualisasi. Organisasi yang sehat menuntut hubungan yang saling menghargai, transparansi, dan rasa tanggung jawab bersama.

Karena itu, penting bagi setiap individu dalam organisasi untuk berani mengenali, mengkritisi, dan mengatasi hubungan beracun yang mungkin muncul. Membudayakan keterbukaan, dialog sehat, serta menjaga etika organisasi menjadi kunci membangun lingkungan yang produktif dan harmonis.

Menghadapi hubungan beracun, baik dalam kehidupan pribadi maupun organisasi, membutuhkan keberanian, kesadaran, dan tindakan nyata. Dengan cut off dari lingkungan yang tidak sehat dan menerapkan sikap selektif terhadap energi yang kita investasikan, kita tidak hanya menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga berkontribusi dalam membangun lingkungan sosial yang lebih sehat.

Organisasi yang kuat lahir dari individu-individu yang sehat, berdaya, dan bebas dari belenggu hubungan toksik. Mari mulai dari diri sendiri untuk menciptakan perubahan positif, untuk kehidupan yang lebih bermakna dan organisasi yang lebih berdaya saing.

×