Make up bukanlah sekadar permainan warna di atas kanvas wajah, melainkan sebuah bentuk seni yang sarat makna. Ini merupakan perjalanan personal seorang perempuan dalam menemukan, menerima, dan mengekspresikan jati dirinya yang unik.
Lebih dari sekadar memenuhi ekspektasi sosial atau mengejar tren yang silih berganti, penggunaan make up sejatinya adalah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri, penghormatan terhadap anugerah keindahan yang telah melekat sejak lahir.
Bagi banyak perempuan, makeup adalah medium untuk merawat cinta diri. Setiap sapuan foundation, setiap garis eyeliner, bukan sekadar mempercantik wajah, melainkan mempertegas kepercayaan diri yang memberdayakan.
Make Up membuka ruang bagi perempuan untuk melihat diri mereka dari perspektif yang baru bukan untuk mengubah siapa mereka, melainkan untuk menonjolkan keindahan autentik yang sudah ada. Dalam setiap goresan warna, tersimpan kisah tentang keberanian untuk tampil apa adanya, tanpa harus tunduk pada standar kecantikan yang sempit dan seragam.
Lebih jauh, makeup adalah bahasa nonverbal yang berbicara tentang suasana hati, ekspresi kreativitas, serta manifestasi dari kepribadian yang beragam. Seorang perempuan yang memilih lipstik merah berani atau eyeshadow berwarna lembut tidak hanya berbicara tentang tren, melainkan tentang mood, nilai, dan visi dirinya.
Dalam make up, perempuan menemukan kebebasan untuk menentukan siapa mereka dan bagaimana dunia melihat mereka, dengan tetap berpegang pada rasa bangga terhadap identitas mereka sendiri.
Dalam kerangka itulah, pelatihan make up yang pernah diadakan oleh KOPRI (Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri) Komisariat Madjapahit Universitas Islam Balitar (Unisba) bukan sekadar mengajarkan teknik rias wajah.
Pelatihan ini bertujuan menanamkan pemahaman bahwa makeup adalah alat pemberdayaan. Kami ingin para perempuan memahami bahwa tujuan utama ber-makeup adalah untuk menyenangkan hati sendiri, mempertegas keunikan masing-masing, serta membangun rasa nyaman dan bangga terhadap diri sendiri, bukan untuk memenuhi tuntutan eksternal.
Makeup terbaik bukanlah yang membuat wajah tampak sempurna di mata orang lain, melainkan yang membuat perempuan merasa cantik, percaya diri, dan damai saat menatap diri mereka sendiri di cermin. Cermin itu tidak sekadar memantulkan wajah yang dihias, tetapi mencerminkan keteguhan, kepercayaan diri, dan keindahan sejati yang berasal dari dalam hati.
Karena perempuan tidak dilahirkan untuk menjadi replika standar kecantikan dunia. Perempuan dilahirkan untuk bersinar dengan cahaya mereka sendiri dengan atau tanpa makeup, dalam definisi kecantikan yang mereka tentukan sendiri.
Selain itu, melalui makeup, perempuan juga diajak untuk lebih mengenal karakteristik wajah mereka sendiri memahami warna kulit, bentuk wajah, hingga keunikan fitur masing-masing. Proses ini bukan hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga membangun hubungan yang lebih intim dengan diri sendiri.
Mengenali keistimewaan pribadi melalui makeup mengajarkan perempuan bahwa setiap lekuk dan gurat wajah adalah sesuatu yang layak dirayakan bukan disembunyikan. Inilah bentuk lain dari perjalanan cinta diri yang mendalam, yang bermula dari penerimaan dan berakhir pada rasa syukur atas keunikan yang telah dianugerahkan.