Artikel Opini

Jejak kereta api di Kota Blitar yang menghubungkan sejarah dan mobilitas

Keramaian Stasiun Blitar. (Foto: Bicarablitar.com)

Blitar – Kalau mampir ke Kota Blitar, salah satu tempat yang hampir pasti dilewati orang adalah Stasiun Blitar. Letaknya ada di pusat kota, gampang dijangkau dan sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga sejak lama.

Tapi siapa sangka, stasiun ini punya sejarah panjang yang menarik untuk ditelusuri.

Jalur kereta api masuk ke Blitar sejak tahun 1884, ketika pemerintah Hindia Belanda membangun rel dari Tulungagung menuju Blitar.

Senyawa aktivis hari ini: Kolaborasi, kreativitas, dan perlawanan yang terorganisir

Awalnya, kereta dipakai bukan hanya untuk angkutan orang, tapi juga untuk membawa hasil perkebunan seperti kopi dan karet ke pelabuhan. Jadi, sejak awal, Blitar sudah terhubung dengan ekonomi regional lewat jalur kereta.

Bangunan Stasiun Blitar juga sempat mengalami beberapa renovasi. Walau begitu, nuansa kolonialnya masih kental terasa atapnya tinggi, jendela besar serta desain khas bangunan tua yang bikin stasiun ini punya karakter.

Sekarang, Stasiun Blitar bukan cuma sekadar bangunan tua. Stasiun ini masih berfungsi penuh sebagai pusat transportasi kota. Dari sini, kereta berangkat ke berbagai tujuan, mulai dari Malang, Surabaya, Yogyakarta, sampai Jakarta.

Alun-alun Kota Blitar sebagai ruang publik, ruang hidup, ruang perjumpaan

Dengan jadwal baru Gapeka 2025, jumlah perjalanan kereta dari dan ke Blitar semakin banyak. Bahkan data terbaru menunjukkan ada peningkatan penumpang sekitar 13% dibanding tahun sebelumnya. Itu artinya, kereta masih jadi pilihan utama orang Blitar untuk bepergian baik buat kerja, kuliah atau sekadar jalan-jalan.

Bagi banyak orang, kereta bukan hanya soal transportasi. Ada yang punya kenangan naik kereta pertama kali waktu kecil, ada yang rutin pulang-pergi kuliah pakai kereta lokal atau bahkan ada juga yang sering menunggu keluarga di peron setiap liburan tiba.

Rel dan stasiun jadi bagian dari cerita sehari-hari, bukan sekadar fasilitas umum.

Pecel tumpang simpang mawar, hidden gem kuliner Blitar dengan sensasi lihat kereta api

Ke depan, jalur kereta di Blitar masih punya banyak potensi. Perbaikan fasilitas, peningkatan kapasitas hingga integrasi dengan angkutan lokal bisa bikin mobilitas warga lebih mudah.

Tantangannya adalah menjaga keseimbangan antara fungsi modern dan nilai sejarah, supaya Stasiun Blitar tetap terasa sebagai ruang publik yang punya identitas.

Berikut tambahan informasi nama-nama kereta api yang beroperasi dari/ke Stasiun Blitar.

Tegalasri Carnival 2025: Ajang kreativitas masyarakat meriahkan HUT ke-80 RI

Berdasarkan jadwal Gapeka 2025 dan info terbaru dari beberapa situs lokal & resmi:

1. KA Singasari, Rute: Blitar ↔️ Pasar Senen (Jakarta).
2. KA Brantas, Rute: Blitar ↔️ Pasar Senen.
3. KA Kahuripan, Rute: Blitar ↔️ Kiaracondong (Bandung).
4. KA Majapahit, Rute: Pasar Senen ↔️ Malang melewati Blitar.
5. KA Gajayana, Rute: Gambir (Jakarta) ↔️ Malang via Blitar.
6. KA Malabar, Rute: Bandung ↔️ Malang via Blitar
7. KA Matarmaja, Rute: Pasar Senen ↔️ Malang via Blitar.
8. KA Brawijaya, Rute: Gambir ↔️ Malang via Blitar.
9. KA Penataran (CL Penataran), Rute: Lokal / commuter: Blitar ↔️ Surabaya via Kertosono.
10. KA Dhoho, Rute: Lokal / commuter: Blitar ↔️ Surabaya (via berbagai kota seperti Kertosono).
11. KA Malioboro Ekspres, Rute: Purwokerto ↔️ Malang via Blitar.

Catatan Penting:

1. Informasi ini diperoleh dari situs-jadwal lokal dan situs yang mengutip data Gapeka 2025. Salah satu sumber menyebut bahwa Gapeka 2025 mulai berlaku 1 Februari 2025 di wilayah Daop 7 Madiun, termasuk perubahan jumlah perjalanan dan keberangkatan dari Stasiun Blitar.
2. Stasiun Blitar juga melayani KA jarak jauh dan lokal, kombinasi antara kereta ekonomi, kereta kelas menengah, dan kereta eksekutif tergantung rute.
3. Nama “CL Penataran” dan “CL Dhoho” merujuk ke KA lokal / commuter (dalam arti melayani pemberhentian antar stasiun lokal/kecil) selain KA antar kota/jauh.

×