Artikel Berita
Beranda » Isi pidato Presiden Soeharto pada 17 Desember 1988 saat berkunjung ke Sumberjati Kademangan Blitar 

Isi pidato Presiden Soeharto pada 17 Desember 1988 saat berkunjung ke Sumberjati Kademangan Blitar 

Dokumen pidato Presiden Soeharto pada 17 Desember 1988 saat berkunjung ke Sumberjati Kademangan Blitar.

Blitar – Presiden Soeharto menegaskan bahwa upaya pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan nasional harus berjalan seimbang, bukan saling meniadakan.

Pesan itu disampaikan dalam pidato pada Pekan Penghijauan Nasional, 17 Desember 1988 saat berkunjung ke Sumberjati Kademangan.

Soeharto menyebut penghijauan tidak boleh berhenti pada seremoni tahunan semata, melainkan dilakukan terus-menerus tanpa henti.

Gudang oven pengering tusuk sate di Kanigoro Blitar terbakar, kerugian capai Rp35 juta

“Hanya dengan jalan itu kita dapat memelihara kehijauan dan kelestarian sumber daya alam kita, terutama tanah, hutan, dan air,” tulis dalam naskah pidatonya.

Menurut Presiden, pembangunan yang benar bukan sekadar membangun ekonomi, melainkan juga membangun manusia Indonesia seutuhnya, dengan menumbuhkan keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, masyarakat, dan lingkungan alamnya.

“Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang dilaksanakan sambil memelihara kelestarian alam yang memberi hidup kepada kita semua,” tulis dalam naskah pidato.

Mengapa keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi sulit diwujudkan? Pusat sebagai penghambat!

Ia menekankan bahwa setiap langkah pembangunan harus dilakukan dengan cara yang bijaksana dan berkelanjutan, agar kekayaan alam tidak habis dipakai untuk kemajuan sesaat.

“Kita bertekad untuk mewariskan tanah air yang tetap hijau dan subur bagi anak cucu kita dari zaman ke zaman,” lanjutnya.

Soeharto juga mengapresiasi meningkatnya kesadaran masyarakat dalam melestarikan lingkungan, baik secara individu maupun melalui kegiatan swadaya dan kerja sama dengan pemerintah.

Paradoks kekuasaan dalam demokrasi kita!

Kesadaran itu dianggap sebagai tanda kemajuan bangsa yang semakin memahami tanggung jawabnya terhadap alam. (blt)

×