Artikel Feature

Candi Gedog, warisan Hindu-Budha di jantung Kota Blitar

Tulisan selamat datang di Candi Gedog. (Foto: Bicarablitar.com)
Tulisan selamat datang di Candi Gedog. (Foto: Bicarablitar.com)

Blitar – Tidak banyak yang tahu di balik ramainya Kota Blitar, ada sebuah situs kuno yang menyimpan cerita panjang tentang masa Hindu-Buddha.

Namanya Candi Gedog, terletak di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan. Saat ini, sebagian besar bangunannya sudah runtuh tapi sisa-sisanya yang ditemukan lewat ekskavasi memberi petunjuk bahwa tempat ini dulunya adalah pusat aktivitas spiritual dan budaya.

Nama Candi Gedog sudah lama disebut dalam catatan sejarah. Bahkan Sir Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java menyinggung tentang keberadaan bangunan candi di Blitar dengan ornamen yang indah.

Infest Yogyakarta dan Kopi Blitar gelar pelatihan migrasi aman untuk calon PMI

Namun, seiring waktu, candi itu hilang ditelan tanah. Kini yang tersisa hanya cerita rakyat serta sisa-sisa fragmen yang ditemukan warga sekitar.

Baru belakangan ini, lewat penelitian dan ekskavasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, misteri Candi Gedog mulai terbuka kembali.

Ekskavasi yang dilakukan beberapa kali berhasil menemukan berbagai artefak penting. Ada fragmen gerabah dari masa Majapahit, batu bata besar yang diperkirakan bagian pondasi hingga potongan relief dan arca kecil.

Sukses gelar Seminar Kepemimpinan & Kepemudaan pelajar NU ranting se-Sananwetan, ini harapan dari pelaksana

Beberapa di antaranya menunjukkan detail pahatan khas Majapahit yang halus, membuktikan bahwa di lokasi ini pernah berdiri bangunan suci yang cukup megah.

Bahkan, tim peneliti juga menemukan indikasi adanya pagar candi dan tangga masuk yang mengarah ke halaman utama. Potongan fragmen arca kala juga memperlihatkan keindahan seni pahat masyarakat kala itu.

Keberadaan Candi Gedog memberi kita gambaran bahwa Blitar bukan hanya kota dengan sejarah modern, tapi juga memiliki warisan pra-modern yang kaya. Situs ini menegaskan bahwa kawasan Gedog pernah menjadi bagian dari peradaban Hindu-Buddha, sekaligus bagian dari peradaban Majapahit.

Lima Belas Coffee Eatery, sensasi ngopi sambil menyaksikan kereta api di dekat Stasiun Malang

Sayangnya, kondisi candi saat ini masih berupa reruntuhan. Itulah sebabnya ekskavasi terus dilakukan untuk menyelamatkan temuan, sekaligus membuka peluang agar Candi Gedog bisa berkembang menjadi destinasi wisata sejarah yang edukatif.

Dukungan masyarakat sekitar juga mulai tumbuh, misalnya dengan kegiatan bersih-bersih situs agar tetap terawat.

Tentunya banyak tantangan dalam mengembangkan potensi wisata ini. Tugas pentingnya adalah bukan hanya menemukan, tapi juga merawat sekaligus memperkenalkan kembali situs ini kepada generasi sekarang.

Wedangan cangkir blirik Cemoro Pang, ngopi murah meriah sambil lihat kereta api di Blitar

Apabila dikelola dengan baik, Candi Gedog bisa menjadi ruang belajar sejarah pra-modern dan menjadi tempat wisata edukatif kebanggaan warga Kota Blitar. (Blt)

×