Artikel Berita
Beranda » Cetak organisatoris handal, PMII Madjapahit Unisba Blitar gelar forum analisis diri dan manajemen organisasi

Cetak organisatoris handal, PMII Madjapahit Unisba Blitar gelar forum analisis diri dan manajemen organisasi

Forum Analisis Diri dan Manajemen Organisasi yang digelar pada Minggu, 28 Desember 2025 di Graha Pemuda PMII Blitar. (Dok. PMII Unisba Blitar)

Blitar – Upaya mencetak kader organisatoris yang reflektif, adaptif serta berkualitas terus dilakukan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Madjapahit Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar.

Salah satunya melalui Forum Analisis Diri dan Manajemen Organisasi yang digelar pada Minggu, 28 Desember 2025 bertempat di Graha PINUS (Pendopo Islam Nusantara) Lantai 2 Sekretariat PMII Blitar, Sekardangan Papungan, Kanigoro.

Mengusung tema “Mengenali Diri, Menguatkan Peran, Membangun Organisasi yang Berkualitas”, forum ini menjadi ruang refleksi sekaligus penguatan kapasitas kader dalam membaca diri, memahami posisi kader dalam organisasi hingga merumuskan tata kelola organisasi yang sehat dan berkelanjutan.

Ini cara pandang keliru negara saat ini, disampaikan dalam diskusi di Blitar

Kegiatan tersebut menghadirkan Saipudin, alumni PMII yang pernah menjabat sebagai Ketua PMII Komisariat Madjapahit Unisba Blitar periode 2016–2018 serta Sekretaris PC PMII Blitar 2021–2022, sebagai narasumber utama.

Dalam pemaparannya, Saipudin menekankan bahwa organisasi mahasiswa tidak cukup hanya berjalan secara administratif, tetapi harus ditopang oleh kesadaran diri dan kedewasaan berpikir para kadernya.

“PMII tidak akan pernah besar hanya karena struktur dan agenda. Namun tumbuh karena kader-kadernya mau jujur membaca diri, memahami peran sekaligus bekerja dengan etika organisasi. Analisis diri itu penting agar kader tidak terjebak pada euforia jabatan, tetapi benar-benar hadir sebagai pelayan organisasi,” ujar Saipudin.

Begini kondisi nelayan Indonesia menurut Dandhy Laksono pas diskusi di Blitar

Menurutnya, manajemen organisasi di PMII harus dimaknai sebagai proses kolektif yang dinamis, bukan hanya pembagian wewenang. Ia juga mengingatkan agar kader PMII Madjapahit mampu menjaga idealisme di tengah tantangan pragmatisme yang kerap menggerus nilai gerakan mahasiswa.

“Organisasi yang berkualitas lahir dari kader yang disiplin berpikir, berani berbeda pendapat namun tetap menjunjung tinggi adab dan nilai keislaman serta kebangsaan,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua PMII Komisariat Madjapahit Unisba Blitar, Alfian Bagas Armadani, berharap forum ini tidak berhenti sebagai agenda seremonial, melainkan menjadi titik tolak pembenahan internal organisasi. Ia menilai forum analisis diri penting untuk memastikan PMII Madjapahit tetap relevan dengan tantangan zaman.

Diskusi buku Reset Indonesia digelar di Ponggok Blitar dihadiri ratusan peserta

“Kami berharap forum ini mampu membentuk kader yang tidak hanya aktif secara kuantitas, tetapi juga matang secara kualitas. Mengenali diri adalah langkah awal agar kader PMII Madjapahit mampu mengambil peran strategis, baik di internal organisasi maupun di ruang sosial yang lebih luas,” kata Alfian. (Ha/blt)

×