Artikel
Beranda » Haji Wada’: Pesan terakhir yang disampaikan Rasulullah

Haji Wada’: Pesan terakhir yang disampaikan Rasulullah

Ilustrasi Haji Wada’. (Foto: Internet)

Pada tahun ke-10 Hijriah, Nabi Muhammad SAW melaksanakan haji terakhirnya. Ini bukan perjalanan biasa. Banyak sahabat sudah merasa ada sesuatu yang berbeda, meski tidak diucapkan secara terang-terangan.

Sekitar lebih dari 100.000 orang ikut serta. Bukan karena pamer jumlah, tapi karena umat Islam saat itu sudah menyebar luas dan ingin melihat langsung bagaimana Nabi menunaikan haji.

Haji Seperti Biasa, Pesannya Tidak

Setelah Mekah berhasil dikuasai, Rasulullah menata ulang kota dan hubungan antar-suku

Secara ritual, haji berjalan normal. Nabi tidak menambahkan ajaran baru yang aneh-aneh. Beliau justru menegaskan ulang hal-hal dasar yang sering dilupakan.

Dalam khutbahnya di Arafah, Nabi menyampaikan poin-poin yang jelas dan langsung ke inti:

  • nyawa dan harta manusia harus dihormati
  • praktik riba harus dihentikan
  • tidak ada kelebihan Arab atas non-Arab, atau sebaliknya
  • laki-laki dan perempuan punya hak dan tanggung jawab masing-masing
  • perselisihan lama harus disudahi

Tidak ada bahasa tinggi. Tidak ada ancaman. Isinya aturan hidup bersama yang masuk akal.

Penaklukan Mekah, sebuah bukti kemenangan tanpa balas dendam yang dilakukan Rasulullah

Nabi berkali-kali bertanya kepada jamaah, “Sudahkah aku sampaikan?” Dan jamaah menjawab, “Sudah.” Ini penting. Beliau menegaskan bahwa tugasnya menyampaikan, bukan memaksa. Setelah itu, tanggung jawab ada di umat.

Di tengah haji, turun ayat yang menyatakan bahwa agama telah disempurnakan. Banyak sahabat memahami maknanya: tugas Nabi hampir selesai. Nabi tidak menangis di hadapan umum.

Tidak ada pidato perpisahan panjang. Beliau tetap menjalani haji sampai selesai, seperti biasa. Cara yang sangat tenang untuk menutup perjalanan panjang.

Isi Perjanjian Hudaibiyah yang berlangsung pada zaman Rasulullah

Haji Wada’ menunjukkan bahwa:

  • ajaran Islam berdiri di atas keadilan dan tanggung jawab
  • perbedaan suku dan status sosial tidak relevan
  • kekuasaan tidak memberi hak untuk menindas

Pesan Nabi bukan untuk satu masa saja. Isinya masih bisa dipakai di masyarakat mana pun.

Sumber: Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfury

Cornell Paper: Sebuah dokumen yang bahas 1965 dan mengguncang dunia akademik

×