Blitar – Buku Reset Indonesia lahir dari rangkaian ekspedisi jurnalistik lintas generasi yang dilakukan selama kurang lebih 15 tahun.
Karya ini merupakan hasil refleksi atas perjalanan panjang para penulisnya dalam membaca Indonesia dari wilayah pinggiran hingga pusat persoalan.
Ekspedisi tersebut dimulai melalui Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa pada 2009 dengan menggunakan kendaraan Win 100 yang telah dimodifikasi. Perjalanan berlanjut pada 2015 melalui Ekspedisi Indonesia Biru yang ditempuh menggunakan sepeda motor Karisma.
Ekspedisi terakhir bertajuk Ekspedisi Indonesia Baru dilaksanakan pada 2022 hingga 2023 dengan melibatkan empat orang penulis.
Keempat penulis buku Reset Indonesia berasal dari latar generasi yang berbeda, yakni Farid Gaban mewakili generasi Baby Boomer, Dandhy Laksono dari Generasi X, Yusuf Priambodo dari generasi Milenial, serta Benaya Harobu dari Generasi Z.
Perbedaan generasi tersebut menjadi kekuatan dalam menyajikan perspektif yang beragam mengenai kondisi Indonesia.
Melalui ekspedisi tersebut, para penulis mencatat berbagai realitas sosial yang ditemui langsung di lapangan. Mereka menyoroti kehidupan masyarakat dari dekat, termasuk persoalan kesehatan, lingkungan, dan ketimpangan pembangunan di sejumlah daerah.
Selama perjalanan, tim ekspedisi mendokumentasikan temuan mereka dalam bentuk visual dan audio visual.
Total materi yang dihimpun mencapai sekitar 12 terabyte video serta lebih dari 80 ribu frame foto, yang kemudian menjadi bahan utama penyusunan buku Reset Indonesia.
Buku ini tidak hanya menjadi catatan perjalanan, tetapi juga refleksi kritis atas kondisi Indonesia yang dilihat dari sudut pandang masyarakat di luar pusat kekuasaan. (ke/blt)

