Blitar – Di tengah arus modernisasi pendidikan yang kian deras, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Combong tetap berdiri kokoh sebagai benteng moral sekaligus kawah candradimuka bagi anak-anak di wilayah Combong.
Berdiri sejak tahun 1969, madrasah ini bukan sekadar bangunan sekolah, melainkan saksi bisu perjuangan masyarakat dalam memadukan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai luhur agama.
Kelahiran MI Ma’arif Combong pada akhir dekade 60-an bukanlah sebuah kebetulan. Ia lahir dari rahim kepedulian. Pada masa itu, tokoh-tokoh masyarakat dan para ulama setempat menangkap adanya kegelisahan akan masa depan pendidikan anak-anak Combong.
Masyarakat membutuhkan sebuah wadah pendidikan dasar yang tidak hanya mumpuni dalam ilmu umum, tetapi juga memiliki fondasi spiritual yang kuat.
Para pendiri menyadari bahwa kecerdasan intelektual tanpa dibarengi dengan akhlak yang mulia adalah kesia-siaan.
Oleh karena itu, dengan semangat gotong royong, para tokoh agama menginisiasi berdirinya madrasah ini sebagai respons nyata untuk menanamkan ajaran Islam berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) An-Nahdliyah.
”Berdirinya madrasah ini merupakan wujud cinta para ulama kepada generasi penerus, agar mereka tidak hanya pandai membaca dunia, tetapi juga pandai mengaji dan mengabdi pada Ilahi.”
Sejak lonceng pertama dibunyikan puluhan tahun silam, MI Ma’arif Combong konsisten memegang komitmen utamanya: Integrasi Ilmu.
Berbeda dengan sekolah dasar pada umumnya, madrasah ini menawarkan kurikulum khas yang menjadi identitas utamanya. Siswa tidak hanya diajak menyelami matematika atau sains, tetapi juga digembleng dengan ilmu-ilmu diniyah (keagamaan) yang mendalam.
Mata pelajaran seperti Al-Qur’an Hadits, Fiqih, Akidah Akhlaq, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menjadi menu wajib harian.
Kurikulum ini dirancang untuk membentuk karakter siswa yang tawadhu, sopan santun, dan memiliki wawasan keislaman yang moderat ala Nahdlatul Ulama. Hal ini menjadi nilai tawar (nilai jual) yang membuat MI Ma’arif Combong tetap relevan dan dicintai masyarakat hingga detik ini.
Perjalanan lebih dari 50 tahun bukanlah waktu yang singkat. MI Ma’arif Combong telah melewati berbagai dinamika perubahan kebijakan pendidikan nasional. Namun, kemampuan adaptasi tanpa kehilangan jati diri membuat madrasah ini terus berkembang. (blt)

