Blitar – Seluruh program pelatihan vokasi yang dijalankan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Blitar, termasuk yang didanai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), menjadi salah satu instrumen dalam upaya menekan angka pengangguran di daerah.
Meski demikian, kontribusinya bersifat pendukung karena persoalan pengangguran merupakan isu lintas sektor.
Kepala Bidang Pelatihan Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Disnaker Kabupaten Blitar, Latip Usman, menyampaikan bahwa pengurangan pengangguran membutuhkan kolaborasi berbagai bagian, mulai dari pertumbuhan dunia usaha, investasi, perizinan, hingga ketersediaan tenaga kerja yang kompeten.
“Peran pelatihan vokasi adalah memastikan kita menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai, siap bekerja, dan siap berwirausaha. Itu bagian dari strategi menekan angka pengangguran di Kabupaten Blitar,” jelasnya.
Untuk data terbaru tingkat pengangguran, Latip menyampaikan laporan resmi untuk tahun 2025 belum dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Publikasi biasanya dilakukan pada akhir tahun.
Menjawab efektivitas pelatihan terhadap peningkatan penempatan kerja dan wirausaha, Disnaker akan menggelar monitoring dan evaluasi (Monev) pada November hingga Desember 2025.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk menelusuri alumni pelatihan, mengukur serapan tenaga kerja ke dunia industri, sekaligus mengetahui jumlah lulusan yang memulai usaha mandiri.
“Monef ini penting untuk melihat dampak langsung terhadap peserta. Berapa yang sudah bekerja, berapa yang berwirausaha, semuanya akan kita evaluasi,” ujarnya. (adv/dbhcht/blt)

