Blitar – Dalam rangka memeriahkan kegiatan bersih desa, sebuah pawai budaya diselenggarakan di Desa Gogodeso. Pada kesempatan ini, warga memanfaatkan panggung pawai untuk menyampaikan aspirasi dan kritik mereka melalui sebuah drama teatrikal.
Pertunjukan ini dilaksanakan oleh kelompok gabungan warga RT.01 dan RT.02 Dusun Ngade, Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, pada tanggal 26 Juli 2025.
Drama teatrikal tersebut mengusung topik mengenai isu kesewenang-wenangan para pemegang kekuasaan. Karakter pejabat digambarkan sebagai “Tikus bersepatu mengkilap” yang dengan bangga berdiri di atas kepedihan dan kesengsaraan rakyat.
Atmosfer drama semakin diperkuat dengan iringan pembacaan puisi dari Penyair Wiji Thukul, yang dibawakan secara apik oleh salah satu pemeran.
Ketua Paguyuban, Nuryanto, menjelaskan bahwa drama teatrikal ini merupakan manifestasi aspirasi serta kritikan warga terhadap kebijakan pemerintah desa setempat.
“Penggunaan anggaran desa yang tidak transparan dan akuntabel, sehingga dinilai kurang profesional. Maka dari itu warga setuju dan antusias dalam drama teatrikal ini,” ungkapnya.
Pertunjukan drama teatrikal ini disaksikan tidak hanya oleh jajaran pemerintah desa di panggung kehormatan, tetapi juga oleh ratusan warga yang menunjukkan antusiasme tinggi dalam menikmati pawai budaya tersebut.
Nuryanto menambahkan bahwa warga tidak merasa gentar apabila mendapatkan panggilan dari pihak pemerintah desa terkait penampilan drama teatrikal ini.
“Kami sangat siap jika diminta untuk memberikan klarifikasi, dan kami senang jika suara kami didengar dan direspon oleh pemerintah desa. Kami menagih janji mereka saat kampanye dahulu,” pungkasnya. (Bhanu Tirta)