Artikel Berita
Beranda » Tanggapi kasus bullying di SMPN 3 Doko, PMII Blitar bakal beri pengawalan

Tanggapi kasus bullying di SMPN 3 Doko, PMII Blitar bakal beri pengawalan

Dua kader PMII Blitar, M. Rifai (kiri) dan M. Risko Saputra (kanan) saat meninjau tempat tinggal korban.
Dua Kader PMII Blitar Raya, M. Rifai (kiri) dan M. Risko Saputra (kanan). Saat meninjau tempat tinggal korban. (Dok. PMII Blitar

Blitar – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar Raya menyampaikan keprihatinannya atas kasus perundungan (bullying) yang menimpa salah satu siswa SMPN 3 Doko, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Organisasi kemahasiswaan ini menilai bahwa kejadian tersebut tidak bisa dilepaskan dari kelalaian pihak sekolah dalam menjalankan fungsi pengawasan.

Wakil Ketua III Bidang Keagamaan PC (Pengurus Cabang) PMII Blitar Raya, M. Rifai, menyebut bahwa guru memiliki tanggung jawab moral dan struktural dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan mendidik.

This is Gebang Palace, where Sukarno lived when he was little

“Guru merupakan orang tua bagi siswa di lingkungan sekolah. Ketika terjadi bullying hingga mengarah pada kekerasan fisik, ini menandakan adanya kelalaian dalam pengawasan dan pembinaan karakter,” ujar Rifai pada Selasa (23/7/2025).

Rifai menambahkan, kasus seperti ini seharusnya menjadi bahan evaluasi menyeluruh bagi institusi pendidikan. Ia menyayangkan bahwa peristiwa perundungan baru mendapatkan perhatian setelah viral di media sosial.

Senada dengan Rifai, kader PMII lainnya, M. Risko Saputra yang turut meninjau lokasi tempat tinggal korban. Risko, yang juga menjabat sebagai Menteri Agama BEM Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, menyatakan bahwa tindakan kekerasan oleh siswa senior tidak dapat dibenarkan dalam bentuk apapun.

This is the legendary Penataran Museum in Blitar Regency

“Kami mengecam keras tindakan menyimpang dan brutal yang dilakukan terhadap korban. Tidak ada alasan apapun yang dapat membenarkan kekerasan fisik di lingkungan pendidikan,” tegas Risko, yang juga merupakan kader PMII Rayon Ekonomi Komisariat Madjapahit Unisba.

Meski telah mendatangi rumah korban sejak pagi hingga sore hari, Rifai menyebut pihak keluarga belum dapat ditemui secara langsung. Informasi dari warga sekitar menyebutkan bahwa keluarga sedang menghadiri pertemuan di kantor desa yang diduga berkaitan dengan penanganan kasus ini.

“Kami akan terus mengawal kasus ini sampai pada titik temu yang seadil-adilnya, demi menjamin keadilan bagi korban dan mendorong terciptanya lingkungan pendidikan yang aman dari segala bentuk kekerasan,” tutur Rifai.

Menyeruput kopi ijo di Warung Kopi Waris, ikon ngopi khas Tulungagung

Kasus perundungan terhadap siswa baru SMPN 3 Doko mencuat ke publik setelah sebuah video yang menunjukkan korban dibully oleh siswa senior di belakang kamar mandi viral di media sosial. Video tersebut menimbulkan gelombang kecaman dari masyarakat luas.

Hingga saat ini, pihak kepolisian telah memeriksa sedikitnya 14 siswa terkait kasus tersebut. Pihak kepolisian menyebut korban mengalami trauma psikologis akibat kejadian tersebut.

PMII Blitar Raya mendesak pihak sekolah, dinas terkait, dan aparat penegak hukum untuk serius menindaklanjuti kasus ini serta melakukan pembenahan sistem pencegahan kekerasan di lingkungan sekolah. (Blt)

Getting to know the national library in Blitar City

×