Berbisik jantung mulai berdetak
Butukkan obat kuat sejenis arak dan tuak
Agar hidup tak telat
Agar hidup tak laknat seperti pejabat
Seketika beban bertambah berat dijerat waktu darurat
Para pejabat mulai bersiasat di tengah hidup yang sekarat
Memaksa bergerak cepat menyusun pasal bejat
Guna kaya tipu daya rancangan undang-undang keparat
Yang membuat hidup semakin melarat
Tapi mengapa entah mengapa
Setiap pemilu masih saja ada yang percaya
Tapi mengapa entah mengapa
Setiap pemilu masih saja ada yang masih percaya
Semua lupa saat bahagia
Saat ini cemats saat itu lemas
Karena di teras sempat ku berpikir
Ku ingin abadi seperti Wiranto
Hey mana mungkin
Ku hanya manusia terlanjur jelata
Kerap menulis cinta
Tuk menikam dewa yang culas
Tak kenal belas di istana
Pura-pura peduli rakyatnya di istana
Hidup tenang dan tutup mata
Laluku tersiksa kawanku menggila
Ia ajakku mulai dengan berbicara
Warna-warni dunia tersedak soal derita
Menolak kita sengsara dengan segudang suara
Baisan ternak dan penggembala
Yang menjelma segerombol itik digiring menuju ke kandang
Dikawal ketat kepolisian
Maklum panggung perlawanan
Butuh suatu hiburan yang bajingan
Banyak kepentingan di balik kedamaian
Seperti kawanku bilang ia ucapkan dengan penuh kesal
Hey kalian kawanan
Cepat masuk ke kandang dengan damai
Mengapa oh mengapa
Lingkaran setan masih saja di benak manusia
Dengan segala upaya gunakan berbagai cara
Bibit dan akar sama saja
Oh gila singgasana
Tapi mengapa entah mengapa
Setiap setipa masih saja percaya
Mengapa entah mengapa
Setiap pemilu masih saja ada yang masih percaya
Yang masih percaya