Artikel Feature
Beranda » Mengenal Situs Sukosewu: Jejak pemujaan Hindu di era Majapahit di Blitar

Mengenal Situs Sukosewu: Jejak pemujaan Hindu di era Majapahit di Blitar

Situs Sukosewu di Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
Situs Sukosewu di Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. (Foto: Pemkab Blitar)

Blitar – Situs Sukosewu adalah salah satu peninggalan sejarah yang menyimpan jejak kejayaan agama Hindu di era Kerajaan Majapahit.

Terletak di Dusun Cungkup, Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, situs ini diyakini sebagai tempat pemujaan pada masa pemerintahan Raden Wijaya.

Dengan luas sekitar 25 meter persegi, Situs Sukosewu berdiri di atas gundukan tanah dan memiliki berbagai artefak bersejarah.

Merawat nalar kritis perempuan, refleksi 58 Tahun KOPRI PMII

Di dalam situs ini, terdapat beberapa batu yang masing-masing memiliki nama dan fungsi khusus. Batu pertama disebut Altar, yang digunakan sebagai meja pemujaan.

Selain itu, terdapat fragmen miniatur candi yang unik. Batu lain yang ditemukan adalah lapik, yang merupakan alas dari sebuah arca, serta batu umpak dengan berbagai bentuk, baik bundar maupun persegi.

Keunikan Situs Sukosewu terletak pada struktur miniaturnya yang menggambarkan tiga tingkatan alam dalam kepercayaan Hindu kuno.

Setengah abad lebih mengabdi: Menelusuri jejak perjuangan MI Ma’arif Combong Garum Blitar cetak generasi berkarakter Aswaja

Bagian paling bawah melambangkan alam tak kasat mata, sedangkan bagian tengah merepresentasikan kehidupan manusia di dunia. Bagian paling atas menjadi simbol alam Sang Maha Dewa, yang menunjukkan hubungan antara manusia dan kehidupan ilahi.

Meski diperkirakan sudah ada sejak tahun 1984, keberadaan Situs Sukosewu baru mulai dikenal luas pada tahun 2016. Hingga kini, situs ini menjadi saksi bisu warisan budaya Majapahit yang patut dilestarikan.

Mengunjungi Situs Sukosewu tidak hanya menawarkan perjalanan sejarah, tetapi juga menambah wawasan tentang tradisi dan spiritualitas masyarakat Hindu di masa lampau. Situs ini menjadi bukti penting betapa Majapahit tidak hanya kuat secara politik, tetapi juga kaya akan warisan budaya dan agama. (Blt)

Perang Badar ketika kuantitas bukan sebuah jaminan untuk memenangkan pertarungan dalam zaman Nabi Muhammad

Berita Terkait

×