Blitar – Situs Slumbung yang berada di Desa Slumbung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, merupakan salah satu cagar budaya peninggalan masa Hindu pada era kejayaan Majapahit.
Berdasarkan angka tahun yang terukir di situs ini, yakni 1246 Saka (1324 Masehi) dan 1256 Saka (1334 Masehi), diperkirakan bangunan kuno ini berdiri pada masa keemasan kerajaan besar tersebut.
Berbagai artefak penting masih bisa dijumpai di Situs Slumbung, mulai dari pilar batu andesit berbentuk persegi, batu gong, dolmen, hingga batu dakon yang diyakini digunakan sebagai penanda musim.
Sisa bagian atap candi atau kemuncak juga terlihat di antara reruntuhan, menjadi bukti kehidupan religius sekaligus sosial masyarakat Hindu kala itu.
Lebih dari sekadar tinggalan arkeologi, Situs Slumbung juga dikenal masyarakat dengan sebutan Punden Joko Slumbung.
Nama ini berkaitan dengan legenda lokal tentang tokoh Joko Slumbung yang dipercaya sebagai leluhur pendiri desa. Hingga kini, warga sekitar masih rutin menggelar upacara adat dan syukuran di tempat tersebut, menjadikannya ruang spiritual sekaligus sejarah.
Meski banyak bagian yang rusak termakan zaman, keberadaan Situs Slumbung tetap penting sebagai penghubung generasi kini dengan peradaban masa lalu. Bukan hanya menyimpan benda bersejarah, tetapi juga cerita, tradisi, dan nilai budaya yang terus hidup selama berabad-abad.
Situs ini menjadi saksi bisu kejayaan Majapahit sekaligus memperkaya khazanah warisan sejarah Kabupaten Blitar. (Blt)