Blitar – Di rumah paling ujung di Jalan Sakura, Kota Blitar, tepat di sebelah rel kereta api hidup seorang laki-laki paruh baya. Usianya sudah menginjak 70 tahun, namun semangatnya seperti orang yang masih muda. Namanya Rosmaji.
Setiap hari Rosmaji menjadi primadona anak muda di Blitar. Kuliner yang dia jual sangat laku di pasaran. Padahal rumah tempatnya berjualan berada di jalan sempit.
Pak Ros, begitu para pembeli biasa menyapa, menjual nasi campur. Itu satu-satunya menu makanan yang dijual. Selebihnya hanya minuman teh dan jeruk.
Dibantu istrinya sejak pukul 8 pagi sampai jam 2 siang. Pak Ros harus bersiap diri apabila rumahnya bakal digeruduk anak muda. Mereka kebanyakan berasal dari anak-anak SMA.
Berjualan sejak 2010
Pak Ros bercerita apabila dia telah berjualan sejak 2010. Berbeda dengan saat ini, dahulu dia mengantarkan makanannya kepada sejumlah pedagang pinggir jalan di Kota Blitar.
“Dulu itu masih dibungkus, saya titipkan ke jalan raya di Blitar. Sampek Kebon Rojo sampai Pasar Legi,” ujarnya, Kamis, 10 April 2025.
Lambat Laun pelanggan nasi campur yang dia buat merasa tidak sabar. Sejumlah pembeli berinisiatif datang ke rumahnya untuk menjajal langsung kuliner yang ia buat.
Sejak awal berdiri hingga saat ini menu nasi campur Pak Ros tidak pernah berubah. Dalam satu porsi terdapat nasi, sambal goreng ayam, tahu dan mie.
Dia beralasan, menu itu merupakan ikon dari kuliner yang ia buat. Ciri khas itu diakuinya telah menjadi daya tarik bagi para pembeli untuk menikmati masakannya.
“Dahulu 2010 saya menjualnya Rp 4 ribu, kini harganya Rp 7 ribu per porsinya,” katanya. (blt)