Artikel Opini
Beranda » On This Day: Tentang Hari Pendidikan Nasional

On This Day: Tentang Hari Pendidikan Nasional

Sekretaris PC PMII Blitar, Imam Taufiq
Sekretaris PC PMII Blitar, Imam Taufiq. (Dok. Pribadi)

Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap 2 Mei bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan momentum refleksi bagi kita semua: sejauh mana kita telah menjaga bara semangat belajar, dan sejauh apa kita menapaki jalan panjang menuju peradaban yang lebih mulia.

Pendidikan bukan sekadar ruang kelas dan kurikulum—ia adalah denyut kehidupan bangsa. Ia tumbuh dari keikhlasan guru, semangat murid, serta dukungan masyarakat yang percaya bahwa masa depan bangsa ditentukan oleh kualitas generasinya hari ini.

Sebagai insan akademik, kita memikul amanah besar untuk menjadikan ilmu sebagai cahaya yang membebaskan, bukan sekadar pengetahuan yang membelenggu. Kita dituntut untuk menyalakan obor kejujuran, integritas, dan pemikiran kritis di tengah gelombang deras informasi yang kerap menyesatkan.

Aliansi BEM Blitar Raya Dideklarasikan: Mahasiswa Lintas Kampus Sepakat Bersatu dalam Gerakan Kolektif

Mari kita jadikan Hari Pendidikan Nasional ini sebagai titik tolak untuk memperkuat komitmen: bahwa setiap kata yang kita ucapkan, setiap ilmu yang kita ajarkan, dan setiap langkah yang kita tempuh harus menjadi bagian dari ikhtiar mencerdaskan kehidupan bangsa—sebagaimana cita-cita Ki Hadjar Dewantara yang tak lekang oleh zaman.

Ketimpangan Pendidikan

Pendidikan di Indonesia hari ini berada dalam titik persimpangan. Di satu sisi, berbagai kemajuan telah dicapai—akses ke pendidikan dasar semakin luas, teknologi mulai diterapkan dalam proses belajar mengajar, dan kesadaran akan pentingnya pendidikan meningkat di berbagai lapisan masyarakat. Namun di sisi lain, masih banyak persoalan yang menghambat kemajuan sistem pendidikan secara menyeluruh.

Sae! Kota Blitar Raih Penghargaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian 15 Kali Berturut-turut

Ketimpangan antara daerah perkotaan dan pedesaan masih terasa nyata. Di kota-kota besar, siswa sudah terbiasa menggunakan perangkat digital dalam pembelajaran, sementara di pelosok negeri, masih banyak anak yang harus berjalan jauh hanya untuk mencapai sekolah. Kualitas tenaga pengajar pun belum merata; ada guru-guru hebat yang menginspirasi, namun ada pula yang belum mendapatkan pelatihan yang memadai.

Selain itu, tekanan pada pencapaian nilai akademik sering kali mengesampingkan pentingnya pendidikan karakter, kreativitas, dan keterampilan hidup. Banyak siswa merasa belajar hanya untuk ujian, bukan untuk pemahaman dan pengembangan diri.

Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun sudah ada kemajuan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Pendidikan hari ini membutuhkan perubahan yang menyeluruh dan berkelanjutan, agar benar-benar mampu membekali generasi muda untuk menghadapi masa depan yang semakin kompleks dan menantang.

Pimpinan DPRD Kabupaten Blitar Gelar Rapat Kerja Bahas Fasilitasi Gubernur Jatim Soal Tata Tertib

Seutas Harapan

Pendidikan adalah fondasi utama dalam membangun masa depan bangsa. Setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tanpa memandang latar belakang ekonomi, sosial, maupun geografis. Namun, kenyataannya masih banyak tantangan yang harus dihadapi: keterbatasan fasilitas, kurangnya tenaga pengajar yang kompeten, hingga ketimpangan akses antara kota dan pelosok desa.

Kami berharap ke depan, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dapat lebih serius berinvestasi dalam dunia pendidikan. Sekolah-sekolah diperbaiki dan dilengkapi, guru-guru diberikan pelatihan yang memadai, dan kurikulum disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pendidikan tidak lagi sekadar soal angka dan nilai, melainkan tentang membentuk karakter, kreativitas, dan semangat belajar sepanjang hayat.

Harapan kami adalah sebuah sistem pendidikan yang inklusif, adil, dan merata. Di mana setiap anak Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, bisa bermimpi setinggi langit—dan memiliki kesempatan yang sama untuk mewujudkannya melalui pendidikan.

×