Artikel Wisata
Beranda » Misteri Watu Atos di tepi Sungai Brantas Desa Minggirsari Kanigoro Blitar

Misteri Watu Atos di tepi Sungai Brantas Desa Minggirsari Kanigoro Blitar

Watu Atos. (Foto: Muhammad Thoha Ma’ruf/Bicarablitar.com)
Watu Atos. (Foto: Muhammad Thoha Ma’ruf/Bicarablitar.com)

 

Blitar – Di tepi Sungai Brantas, tepatnya di Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, terdapat sebuah batu besar yang dikenal masyarakat setempat dengan nama Watu Atos. Ukurannya sangat besar, bahkan tak bisa dirangkul oleh tangan orang dewasa.

Nama Watu Atos memiliki cerita tersendiri yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi. Kisah yang berkembang di kalangan warga ini menyimpan mitos dan nilai-nilai kearifan lokal.

Simak! Ini Prosedur Lengkap Tata Cara Pengajuan Perkara Perceraian di Pengadilan Agama (PA) dan Pengadilan Negeri (PN)

Dengan suasana santai dan ditemani batang rokok, Kepala Desa Minggirsari, Eko Hariadi, duduk di Warung Papringan yang letaknya tak jauh dari Watu Atos dan pinggiran Sungai Brantas. Di tempat itu, ia berbagi cerita tentang legenda batu tersebut.

Mitos Watu Atos

Menurut Eko, secara umum batu bisa dibelah, namun Watu Atos diyakini berbeda. Batu itu disebut tidak bisa dipecah. Ia menceritakan bahwa pernah ada seseorang yang mencoba memecah batu tersebut untuk diambil, namun usahanya gagal.

Pertentangan ulama klasik dan tafsir orientalis

“Malam harinya, setelah mencoba membelah batu, orang itu bermimpi. Dalam mimpi, ia didatangi sosok tua berjubah putih dan membawa tongkat,” jelas Eko, Minggu, 19 Januari 2025.

Sosok tua tersebut berkata, “Le, watu kuwi atos, ojo dipecah. Awakmu wis ngentekne sumber alam ning kene, dadi lek iso alam kuwi jogonen.” (Nak, batu itu keras, jangan dipecah. Kamu sudah banyak menguras sumber daya alam di sini, jadi kalau bisa, jagalah alam ini.)

Asal-Usul dan Fungsi Batu

Mari bedah singkat tafsir bermadzab 

Eko menjelaskan, Watu Atos berasal dari batu andesit hasil letusan Gunung Kelud. Dahulu, batu itu terpendam di dalam tanah dan kemudian ditemukan oleh warga. Batu andesit sendiri diyakini mampu menyimpan jejak sejarah masa lampau.

“Sebagian besar bahan bangunan candi juga terbuat dari batu andesit,” tambahnya.

Selain batu, di sekitar Watu Atos juga terdapat pasir laut yang sengaja didatangkan dari arah selatan, tepatnya dari Pantai Pasetran Gondo Mayit. Keberadaan pasir ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan alam di lokasi tersebut.

Seeing the childhood home of Bung Karni, one of Indonesia’s national heroes

Pasir digunakan untuk menyerap air hujan agar tidak menyebabkan genangan, sekaligus memberikan kenyamanan bagi anak-anak yang bermain di sekitar area batu. (Blt)

×