Blitar – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Blitar kembali menggulirkan program unggulan bertajuk Sang Kapten (Sertifikasi Angkatan Kerja Kompeten) sebagai bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Program ini menyasar angkatan kerja muda agar lebih siap menghadapi tuntutan industri yang kian kompetitif, terutama di tengah arus teknologi seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Blitar, Nanang Adi, menyampaikan bahwa Sang Kapten 2025 merupakan pengejawantahan dari misi pembangunan SDM dalam rancangan RPJMD Kabupaten Blitar 2025–2029.
Misi tersebut, kata dia, menekankan pentingnya mencetak generasi yang inklusif, berakhlak, sehat, berpendidikan, dan berdaya saing tinggi untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Tahun ini, program Sang Kapten dikemas dalam pola 3 in 1, yaitu integrasi antara pelatihan vokasi, sertifikasi kompetensi, dan magang kerja. Tahapan pelaksanaan kegiatan berlangsung sebagai berikut:
29 Juli – 7 Agustus 2025: Pelatihan vokasi di LPK Smart Junior, Kanigoro.
8 Agustus 2025: Uji kompetensi BNSP yang digelar oleh LSP PARAS dari Surabaya.
9 – 15 Agustus 2025: Magang kerja di Dunia Usaha dan Industri (DUDI) yang relevan dengan pelatihan.
Salah satu fokus pelatihan tahun ini adalah pada bidang barber (tukang cukur profesional).
Tantangan di era AI
Nanang menekankan pentingnya sertifikasi BNSP untuk profesi barber, terutama dalam konteks perkembangan AI yang diprediksi akan semakin mendominasi industri jasa dalam 10 tahun ke depan.
“Sertifikasi ini tidak hanya menjadi pengakuan keterampilan, tetapi juga penopang daya saing tenaga kerja kita, termasuk barber, di tengah arus digitalisasi dan otomatisasi,” ungkap Nanang, Senin, 4 Agustus 2025.
Menurutnya, barber tidak bisa digantikan oleh AI. Karena harus dikerjakan oleh manusia. Maka para barber harus memiliki kemampuan sesuai dengan potensi lokal blitar.
Pentingnya sertifikasi untuk barber bukan hanya soal pengakuan profesional, tetapi juga sebagai modal untuk beradaptasi dengan perubahan zaman.
Di era AI, pelanggan semakin selektif dan terpapar berbagai referensi digital mengenai gaya rambut dan pelayanan jasa.
Melalui sertifikasi BNSP, barber dibekali tidak hanya dengan keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman teknologi, seperti penggunaan aplikasi desain rambut, sistem manajemen pelanggan digital, serta tren gaya rambut yang muncul dari algoritma AI.
Sertifikasi memberikan akses lebih luas bagi para barber untuk: Menembus pasar premium dan profesional, dan meningkatkan peluang membuka usaha sendiri.
Selain itu juga merambah pasar global dengan standar kompetensi internasional, bergabung dengan asosiasi profesi seperti Indonesia Barbershop Association.
Pentingnya sertifikasi
Nanang menambahkan bahwa sertifikasi juga membantu menyempitkan kesenjangan digital dan regional.
Barber dari wilayah terpencil, dengan pelatihan dan sertifikasi yang memadai, dapat bersaing di kota-kota besar yang menuntut layanan berkualitas tinggi.
Meskipun AI akan memengaruhi banyak sektor, profesi barber diperkirakan tetap relevan hingga 2035. Kunci keberlangsungan profesi ini adalah sentuhan personal, konsultasi gaya, dan pelayanan manusiawi yang tidak bisa digantikan oleh mesin.
“AI tidak menggantikan barber, tetapi akan memperkuat layanan mereka. Justru, barber yang menggabungkan keahlian tangan dengan pemahaman teknologi akan menjadi yang paling dicari di masa depan,” pungkas Nanang.
Dengan program seperti Sang Kapten, Kabupaten Blitar berharap bisa melahirkan tenaga kerja yang tersiapkan secara kompetensi, teknologi, dan etika kerja, serta mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah. (ads/dbhcht)