Artikel Berita

Kelompok KKN Universitas Trunojoyo Madura dampingi gerai UMKM dalam sosialisasi QRIS secara langsung

Sosialisasi QRIS mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura di Talun, Blitar.
Sosialisasi QRIS mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura di Talun, Blitar. (Dok. KKN 26 Universitas Trunojoyo Madura)

Blitar – Kelompok 29 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melaksanakan kegiatan sosialisasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) secara langsung kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berada di Dusun Bandilputih, Desa Tumpang, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jumat, 11 Juli 2025.

Berbeda dengan metode klasikal dalam satu tempat, kegiatan ini dikemas dengan pendekatan langsung ke lapangan, para mahasiswa secara bergiliran mengunjungi gerai-gerai UMKM milik warga setempat yang tersebar di wilayah Dusun Bandilputih.

Hal ini dilakukan untuk memastikan sosialisasi lebih personal, tepat sasaran, serta menjangkau pelaku usaha yang tidak memiliki waktu untuk menghadiri pelatihan kelompok.
Kegiatan berlangsung selama satu hari penuh dan melibatkan seluruh anggota KKN Kelompok 29.

Apa beda dari Pengadilan Tinggi Agama dan Pengadilan Agama?

Mereka terbagi dalam beberapa tim kecil yang bergerak dari satu gerai ke gerai lainnya, mulai dari usaha jajanan rumahan, toko kelontong, toko parfume, penjual pulsa, hingga pengrajin lokal.

Dengan semangat pengabdian, mahasiswa tidak hanya memaparkan materi mengenai QRIS, tetapi juga langsung mendampingi proses instalasi aplikasi, registrasi akun, hingga demonstrasi penggunaannya dalam praktik transaksi sehari-hari.

Koordinator Desa KKN 29, Citra Aiska Maharani, menjelaskan bahwa metode door to door ini dipilih agar penyampaian materi bisa lebih kontekstual dan disesuaikan dengan jenis usaha masing-masing.

Pesanggrahan Eyang Djugo di Kesamben Blitar, ini ceritanya

“Kami sadar bahwa tidak semua pelaku UMKM bisa meninggalkan lapak mereka untuk ikut sosialisasi di satu tempat. Karena itu, kami yang mendatangi mereka. Ini juga memberi kami kesempatan untuk berdialog secara lebih intens dan menjawab pertanyaan sesuai kebutuhan tiap usaha yang tersebar di masyarakat,” katanya.

Sosialisasi ini menitikberatkan pada tiga aspek utama, yakni pemahaman tentang manfaat QRIS, langkah teknis penggunaan QRIS melalui aplikasi dompet digital, dan simulasi langsung transaksi non-tunai menggunakan QR code.

Mahasiswa juga memberikan edukasi terkait keamanan data pengguna dan bagaimana memanfaatkan QRIS untuk memperluas pangsa pasar.

Disperindag Kabupaten Blitar gelar pelatihan penguatan SDM karyawan pabrik rokok gunakan DBHCHT

Antusiasme pelaku UMKM sangat terlihat selama kegiatan berlangsung. Meskipun beberapa dari mereka sudah mendengar istilah QRIS, namun merasa terbantu dengan penjelasan langsung dan praktik nyata yang dilakukan bersama mahasiswa. Beberapa bahkan langsung berhasil membuat akun dan mencetak kode QR mereka sendiri.

Salah satu pemilik warung sembako, mengaku senang karena bisa belajar hal baru yang ternyata mudah dan bermanfaat. “Tadinya saya pikir ribet, ternyata gampang dan bisa langsung dipakai buat jualan. Kalau ada pembeli bawa HP aja, tinggal scan. Nggak usah repot kembalian,” ujarnya dengan semangat.

Tak hanya berdampak pada sisi teknis, kegiatan ini juga membuka wawasan para pelaku UMKM tentang pentingnya mengikuti perkembangan zaman. Dalam diskusi kecil yang terjadi di tiap kunjungan, mahasiswa KKN juga memberi masukan mengenai promosi digital, mencatat transaksi dengan aplikasi, dan tips membangun kepercayaan konsumen dalam sistem pembayaran digital.

Beberapa fakta tentang Stadion Supriadi Kota Blitar

Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja tematik KKN Kelompok 29 UTM yang fokus pada Pemberdayaan Masyarakat Menuju Desa Mandiri Sejahtera di Era Digital.

Melalui pendekatan langsung ke lapangan, program ini tidak hanya menghadirkan informasi, tetapi juga membangun hubungan yang akrab antara mahasiswa dan masyarakat.

Ke depannya, KKN 29 UTM berharap gerakan kecil ini bisa menjadi pemantik semangat transformasi ekonomi digital di desa-desa lain, dimulai dari gerai-gerai sederhana yang telah mereka dampingi di Dusun Bandilputih. (Ads/blt)

×