![]() |
(Foto: Unsplash/Muhammad Thoha Ma’ruf) |
Bicara Blitar–Menjadi seseorang yang berada di depan itu bukan perkara gampang. Ada tanggung jawab besar yang harus diemban. Dia harus mampu memimpin dan menjadi teladan bagi orang di sekelilingnya.
Menjadi pemimpin bukan hanya sebatas memerintah dan menegur. Ada tanggung jawab lain yang harus diemban untuk bisa menjadi panutan orang lain.
Ada tiga sifat yang harus dimiliki pemimpin. Ini sering dijadikan patokan oleh masyarakat Jawa untuk memilih siapa yang layak dijadikan pemimpin.
Ngayomi
Seorang pemimpin harus bisa mengayomi anggotanya. Dia harus bisa memberikan rasa aman. Jangan sampai ada anggota atau orang di sekelilingnya yang takut. Apabila hal tersebut terjadi bisa celaka. Jati dirinya sebagai pemimpin tidak ada gunanya.
Rasa aman di sini bisa dimaksudkan dalam berbagai hal. Misalnya, saat ada ancaman dari kelompok lain. Pemimpin harus bisa memberikan jaminan, atau memberikan ketenangan. Meskipun begitu, ternyata nyaman saja tidak cukup.
Ngayemi
Selain memberikan rasa aman, ternyata pemimpin juga harus memberikan rasa nyaman atau ngayemi. Dia harus bisa memberikan jaminan, agar orang di sekitarnya betah terhadap apa yang terjadi. Minimal betah saat bertemu atau bahkan berbincang dengannya.
Bayangkan saja dalam sebuah kelompok ada pemimpin yang tidak bisa membuat nyaman anggotanya. Bisa dibayangkan apa yang terjadi. Kelompok tersebut bisa semakin hilang anggotanya, bahkan kemungkinan terburuk bisa terjadi perpecahan.
Ngayani
Bagi seorang pemimpin menguatkan atau ngayani orang yang lemah itu wajib hukumnya. Tidak dapat dipungkiri, dalam sebuah kelompok terdapat beragam karakter seseorang. Pemimpin harus bisa memahami dengan baik.
Apalagi saat ada anggota yang berada dalam kondisi di bawah. Perannya untuk menguatkan, memotivasi, dan membantu sangat dibutuhkan. Sehingga orang yang dalam kondisi jatuh, bisa kuat kembali.