Blitar – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Blitar menggelar pelatihan juru masak bersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di sektor kuliner lokal.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program SANG KAPTEN (Sertifikasi Angkatan Kerja Kompeten) yang didanai melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2025.
Pelatihan diselenggarakan di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Ar Risalah, Kecamatan Sutojayan, mulai tanggal 7 hingga 19 Agustus 2025, dan dilanjutkan dengan uji kompetensi BNSP pada 20 Agustus 2025.
Setelah itu, peserta akan menjalani magang kerja selama lima hari di dunia usaha dan industri terkait, yaitu mulai tanggal 21 hingga 26 Agustus 2025.
Kepala Bidang Pelatihan Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Disnaker Kabupaten Blitar, Latip Usman mengatakan, bahwa program ini menjadi bentuk konkret pemanfaatan DBHCHT untuk peningkatan kualitas tenaga kerja lokal, khususnya dalam mendukung pengembangan wisata kuliner unggas.
“Kabupaten Blitar merupakan salah satu sentra unggas terbesar di Jawa Timur, tapi potensi besar ini belum diiringi dengan kualitas SDM yang memadai. Karena itu, pelatihan ini kami rancang untuk mencetak tenaga kerja kuliner yang kompeten, bersertifikat, dan siap terjun ke dunia kerja,” ujarnya saat ditemui usai pembukaan pelatihan, Rabu, 7 Agustus 2025.
Menurut Latip, kegiatan ini menggunakan skema 3 in 1, yaitu integrasi pelatihan vokasi, uji kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), serta magang kerja di industri. Sertifikasi resmi dari BNSP akan diberikan kepada peserta yang lulus uji kompetensi sebagai bukti keterampilan yang telah diakui secara nasional.
“Sertifikasi ini sangat penting karena menjadi bukti bahwa peserta menguasai teknik memasak, sanitasi, keamanan pangan, hingga penyajian yang sesuai standar industri. Dengan begitu, mereka tidak hanya bisa bekerja di restoran atau hotel, tapi juga membuka usaha sendiri,” jelasnya.
Kabupaten Blitar selama ini dikenal sebagai pemasok utama daging ayam petelur, ayam kampung, bebek, dan puyuh. Berdasarkan data “Jawa Timur Dalam Angka 2025”, produksi daging ayam petelur di Blitar mencapai 8.176 ton pada tahun 2024, tertinggi di Jawa Timur. Produksi daging ayam buras juga meningkat dari 1.558 ton menjadi 1.643 ton pada tahun yang sama.
Disnaker menilai kondisi ini sebagai peluang strategis untuk mengembangkan industri kuliner berbasis unggas. Pelatihan ini diharapkan melahirkan wirausaha kuliner baru yang mampu menciptakan produk siap saji seperti ayam ungkep, sate puyuh, bebek bumbu pedas, hingga olahan beku unggas yang higienis dan memiliki daya saing.
“Kami mendorong agar SDM kuliner Blitar tidak hanya pintar masak, tapi juga memahami keamanan pangan, teknik pengemasan, dan inovasi resep yang bisa menembus pasar ekspor. Ini bagian dari visi pembangunan SDM dalam RPJMD 2025–2029,” tambah Latip Usman.
Latin berharap, melalui pelatihan ini, tidak hanya tercipta tenaga kerja yang siap pakai, tetapi juga tumbuhnya ekosistem industri kuliner unggas di Blitar yang berkelanjutan dan mampu menyerap tenaga kerja lokal secara lebih luas. (Ads/dbhcht/blt)