Artikel Feature
Beranda » Mengenal Mahasiswi PGSD Unisba Blitar yang Jalankan Usaha MUA dan Aktif Berorganisasi

Mengenal Mahasiswi PGSD Unisba Blitar yang Jalankan Usaha MUA dan Aktif Berorganisasi

Dilla Widyanigrum saat mengikuti Pelatihan BNSP. (Dok. Pribadi)
Dilla Widyanigrum saat mengikuti Pelatihan BNSP. (Dok. Pribadi)

Di tengah hiruk pikuk kehidupan kampus dan padatnya aktivitas organisasi, siapa sangka seorang mahasiswi semester 4 dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, Dilla Widyaningrum, mampu menjalankan bisnis kecantikan.

Namanya dikenal berkat usaha jasa rias wajah miliknya, D’Lasya Make-Up. Usaha ini bukan sekadar bisnis biasa, tapi cerminan dari perjalanan panjang sebuah hobi masa kecil yang terus berkembang seiring waktu.

Dilla tumbuh sebagai anak yang gemar berhias. Sejak kecil, ia senang menata rambut, mengenakan jepit warna-warni, hingga bermain dengan pita sebagai hiasan kepala. Minat itu tidak pernah padam. Ketika duduk di bangku SMA, Dilla memilih mengikuti program double track jurusan tata rias, sebuah langkah awal untuk menekuni dunia make-up secara lebih serius.

The coolness of the Sirah Kencong Plantation in Blitar: many beautiful tea trees

Meski aturan sekolah belum memperbolehkan penggunaan make-up secara penuh, ia tetap berlatih dan belajar dari setiap kesempatan yang ada. Dukungan orang tua menjadi motivasi utama yang mendorongnya untuk terus melangkah.

Berbekal semangat dan ketekunan lahirlah D’Lasya Make-Up, jasa make-up yang kini melayani berbagai kebutuhan rias seperti wisuda, pentas seni serta karnaval di wilayah Kota dan Kabupaten Blitar. Dilla tak hanya berhenti pada keahlian dasar.

Ia aktif mengikuti pelatihan-pelatihan profesional dan berhasil mengantongi sertifikat BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Ini merupakan bukti bahwa dirinya adalah seorang MUA yang kompeten dan bersertifikat resmi. Dengan itu, ia menjamin bahwa setiap layanan yang diberikan memiliki kualitas dan standar profesional.

The Attraction of Serang Beach, Blitar in the South Sea of ​​Java, Indonesia

Namun perjalanannya tidak hanya tentang bisnis. Di balik riasan yang cantik dan tangan yang lihai, Dilla juga merupakan organisatoris handal di lingkungan kampus maupun eksternal.

Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) PGSD Unisba Blitar, dan juga sebagai Bendahara PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Rayon FKIP Komisariat Madjapahit.

Dua jabatan penting ini menuntut tanggung jawab besar. Tapi nyatanya ia mampu membagi waktunya dengan sangat baik. Ia selalu hadir dalam rapat organisasi, aktif dalam kegiatan kampus sekaligus tetap menjalankan usaha D’Lasya Make-Up dengan profesional.

Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972: Saat PMII melepaskan diri dari NU, karena terlalu ambil peran dalam Pemilu

Manajemen waktu menjadi kunci utama Dilla dalam menyeimbangkan peran-peran tersebut. Ia meyakini bahwa kesuksesan tidak datang dari satu arah saja, melainkan hasil dari usaha konsisten di berbagai bidang.

Bagi Dilla, menjadi mahasiswi, pengusaha, bahkan aktivis organisasi sekalipun bukanlah beban tapi bentuk aktualisasi diri. Ia percaya bahwa perempuan bisa menjadi apapun yang mereka inginkan selama ada tekad dan kerja keras di dalamnya.

Meskipun sibuk menjalani berbagai peran, Dilla tidak melupakan cita-cita utamanya yakni ingin menjadi guru sekolah dasar. Dunia pendidikan tetap menjadi tujuan akhirnya dan ia berharap kelak bisa menjadi pendidik yang tidak hanya mengajar, tetapi juga memberikan inspirasi bagi murid-muridnya.

Soroti pendirian pos pengawasan tambang, aktivis PMII ini beri catatan Pemkab Blitar

Bagi Dilla, menjadi guru bukan hanya soal menyampaikan materi, tetapi juga menunjukkan bahwa hidup bisa dijalani dengan semangat, kreativitas serta nilai-nilai kemandirian.

Kisah Dilla Widyaningrum adalah gambaran nyata dari generasi muda kreatif dan produktif. Di tengah tuntutan akademik dan organisasi, ia tetap bisa menekuni hobi dan menjadikannya sumber penghasilan.

Semangatnya patut menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya, bahwa keterbatasan waktu bukan penghalang untuk terus tumbuh dan berkarya. (Blt)

×