Lebih dari dua abad telah berlalu sejak kelahiran tokoh revolusioner yang mengguncang fondasi pemikiran ekonomi dan politik dunia.
Karl Marx, sosok yang kerap dijuluki “Bapak Komunis Dunia”, bukan hanya seorang filsuf dan ekonom, tetapi juga saksi dan penggerak zaman yang membakar kesadaran kaum tertindas, penantang abadi tirani kapitalisme, dan penulis takdir baru bagi jutaan buruh di seluruh dunia tuk menggaungkan revolusi.
Karl Heinrich Marx lahir pada 5 Mei 1818 di Trier, wilayah industri yang terletak di Rhine, Prusia (kini Jerman). Ia dibesarkan di tengah situasi sosial yang berubah drastis akibat dampak Revolusi Prancis dan percepatan industrialisasi oleh modal asing.
Ketimpangan antara kelas borjuis dan proletar semakin tajam, membentuk latar sosial yang memengaruhi pemikirannya. Masa kecil Marx berlangsung di antara akhir Perang Napoleon dan sebelum karya ekonomi penting David Ricardo terbit, salah satu tokoh yang kelak memberi pengaruh besar pada teori-teorinya nanti.
Keluarga Marx memiliki latar belakang Yahudi dan dikenal sebagai keturunan rabi terkemuka. Namun ayahnya, Heinrich Marx adalah seorang pengacara liberal yang terinspirasi oleh pemikiran Pencerahan seperti Kant dan Voltaire yang memutuskan untuk memeluk agama Protestan guna menunjang kariernya di tengah sentimen anti-Semit yang kuat saat itu.
Rumah keluarga Marx menjadi tempat berkumpul para pemikir dan seniman. Ibunya, Henriette Pressburg, berasal dari keluarga Yahudi kaya asal Belanda, yang juga merupakan leluhur pendiri perusahaan Philips.
Sebagai anak tertua dari sembilan bersaudara setelah kakaknya meninggal, Marx dibesarkan dalam atmosfer rumah yang sekuler dan intelektual. Ia menerima pendidikan dasar dari ayahnya sebelum melanjutkan ke Gimnasium Trier. Di sana, minat Marx pada isu-isu kemanusiaan sudah tampak dalam esai kelulusannya.
Ia kemudian melanjutkan studi hukum di Universitas Bonn, meski minat sejatinya adalah filsafat dan sastra. Di Bonn, ia aktif dalam klub penyair radikal dan kelompok mahasiswa, namun kehidupan sosialnya yang penuh kegaduhan membuat ayahnya memindahkannya ke Universitas Berlin.
Di Berlin, Marx semakin serius mendalami filsafat, terutama pemikiran G. W. F. Hegel. Ia bergabung dengan Doktorklub, kelompok diskusi filsafat yang menjadi gerbang perkenalannya dengan Hegelian Muda, yaitu kelompok radikal yang menggunakan metode dialektika Hegel untuk mengkritik tatanan sosial, politik, ekonomi, dan agama. Di sinilah Marx mengembangkan pendekatan kritis yang kelak melandasi pemikiran sosial revolusionernya.
Awal karier intelektual Karl Marx ditandai dengan karya fiksi seperti puisi, drama, dan novel pendek Scorpion and Felix. Ia kemudian fokus mempelajari bahasa, seni, dan filsafat, serta menyunting karya Hegel bersama Bruno Bauer. Disertasinya di Universitas Jena (1841) menegaskan supremasi filsafat atas teologi, yang ditolak oleh Universitas Berlin karena dianggap kontroversial.
Gagal menjadi akademisi, Marx beralih ke jurnalisme di Rheinische Zeitung, tempat ia mulai mengembangkan kritik sosialisme dan kapitalisme. Karena tekanan politik, surat kabar itu dibubarkan. Ia pindah ke Paris dan bekerja di media radikal Deutsch-Französische Jahrbücher, lalu di Vorwärts!, sambil memperdalam gagasan sosialismenya berbasis materialisme dialektis.
Bertemu Friedrich Engels
Pertemuan dengan Friedrich Engels pada 1844 menjadi titik penting. Meski berbeda latar dan karakter, mereka mulai berkolaborasi menghasilkan karya-karya revolusioner seperti The Holy Family (1845), The German Ideology (1845), dan The Communist Manifesto (1848), yang membentuk dasar ideologi komunisme modern.
Tahun 1845, Vorwärts! ditutup atas permintaan Raja Prusia, dan Marx diusir dari Prancis. Ia lalu pindah ke Brussel dan bergabung dengan para eksil sosialis Eropa. Engels segera menyusul, dan keduanya aktif menyusun pemikiran bersama.
Marx dan Engels mengunjungi Inggris, memperdalam studi ekonomi, lalu menulis The German Ideology dan The Poverty of Philosophy (kritik terhadap sosialisme utopis dan pernyataan awal materialisme historis)
Pada 1847, mereka membentuk Liga Komunis sebagai organisasi terbuka bagi perjuangan buruh, menggantikan Liga Keadilan yang bersifat rahasia. Di akhir tahun, mereka menulis The Communist Manifesto sebagai panduan revolusi proletar. Manifesto ini memicu Revolusi 1848 di Eropa. Marx dituduh mendanai pemberontakan di Belgia dan melarikan diri ke Prancis untuk menghindari penangkapan.
Setelah memindahkan pusat Partai Komunis ke Paris dan mendirikan Klub Pekerja Jerman, Marx kembali ke Köln dan menerbitkan Neue Rheinische Zeitung dengan dana pribadi. Surat kabar ini ditutup akibat tekanan politik, dan Marx diusir dari Prusia serta Prancis.
Pada 1849, ia menetap di London sebagai tempat pengasingan terakhir. Liga Komunis ikut pindah, namun terpecah akibat perbedaan strategi karena Marx menolak revolusi instan, menekankan pentingnya tahapan revolusi borjuis terlebih dahulu. Ia keluar dari serikat pekerja karena konflik ini.
Di tengah kemiskinan, Marx aktif menulis untuk berbagai media internasional, terutama New York Tribune. Di sinilah ia mengembangkan teori perjuangan kelas, diktator proletariat, dan materialisme historis secara lebih praksis, menandai transisi dari Marx Muda ke Marx Tua.
Das Kapital adalah karya utama Karl Marx tentang kapitalisme, terdiri dari tiga jilid yang ditulis selama lebih dari dua dekade. Hanya volume pertama (1867) terbit semasa hidupnya; dua jilid sisanya disunting dan diterbitkan Engels setelah Marx wafat.
Marx menyusun karya ini dengan riset mendalam di British Library London, menghasilkan ribuan catatan tentang upah, pajak, dan tenaga kerja. Sebelum Das Kapital, ia menulis A Contribution to the Critique of Political Economy (1859) dan Grundrisse (1857–1858), yang dianggap fondasi utama teorinya.
Gagasan kapitalisme sebagai sistem yang harus digulingkan telah muncul sejak Marx berusia 20-an. Das Kapital kemudian menjadi teks paling berpengaruh dalam tradisi Marxis, membentuk dasar ekonomi kiri dan menginspirasi berbagai teori seperti strukturalisme, dependensia, dan sosialisme radikal modern.
Setelah Charles Dana mundur dari New York Tribune (1861), arah politik koran berubah, mendukung kompromi dengan negara-negara Konfederasi dan tak lagi memihak buruh. Marx menolak hal ini dan akhirnya keluar sebagai koresponden pada 1863.
Pada 1865, Marx menjadi tokoh penting di International Workingmen’s Association (Internasionale Pertama) yang digelar di London. Ia terpilih sebagai sekretaris jenderal setelah mengalahkan pengaruh Mikhail Bakunin dan merespons kritik John Weston. Pandangan Marx dalam forum ini kemudian diterbitkan sebagai Value, Price and Profit oleh putrinya.
Momentum besar berikutnya adalah Komune Paris (1871), di mana buruh Prancis menguasai Paris dan membentuk pemerintahan sosialis selama dua bulan. Marx memuji peristiwa ini sebagai contoh nyata pertama dari “diktator proletariat”.
Komune Paris akhirnya dihancurkan secara brutal oleh aliansi militer Prancis dan Prusia. Lebih dari 100.000 orang tewas, dan ribuan diasingkan. Peristiwa ini mendorong Marx menulis The Civil War in France, sekaligus memperkuat keyakinannya bahwa revolusi buruh harus melalui jalan kekerasan, sebagaimana ia revisi dalam naskah Das Kapital jilid dua.
Setelah Marx wafat (1883), Internasionale Kedua digelar pada 1889 dan menjadikan marxisme sebagai ideologi resmi gerakan buruh dunia. Slogan “Workers of all countries, unite!” disahkan sebagai seruan global.
Namun perdebatan muncul antara kaum ortodoks (Kautsky dan Luxemburg) yang menganggap marxisme sudah final, dan kalangan revisionis (Bernstein) yang menuntut penyesuaian terhadap konteks zaman.
Kemudian Lenin kelak, menawarkan jalan tengah yakni membentuk partai revolusioner yang menggabungkan ide revolusi fisik dengan strategi adaptif sesuai kondisi sosial.
Karl Marx meninggal pada 14 Maret 1883, lima belas bulan setelah kepergian istrinya, Jenny von Westphalen. Ia meninggal di usia 64 tahun, setelah lama menderita berbagai penyakit serius, seperti migrain, bronchitis, dan abses paru. Marx dimakamkan di East Highgate Cemetery, London, berdampingan dengan istrinya dan dua putrinya yang tersisa, Eleanor dan Laura.
Friedrich Engels memberikan pidato perpisahan, mengenang Marx sebagai pemikir besar yang “berhenti berpikir” dengan tenang di kursinya. Pada 1954, makam Marx dipindahkan ke lokasi baru dan diresmikan pada 1956, lengkap dengan patung kepala Marx dan dua kutipan terkenalnya: “Buruh sedunia bersatulah!” dan “Para filsuf hanya menafsirkan dunia dengan cara yang berbeda-beda, padahal yang terpenting adalah mengubah dunia.”