Artikel Opini
Beranda » Tumbuhkan Budaya Riset di Kampus, Ini Saran Deputi Riset & Teknologi BEM Unisba

Tumbuhkan Budaya Riset di Kampus, Ini Saran Deputi Riset & Teknologi BEM Unisba

Deputi Riset & Teknologi BEM Unisba Blitar, Nisa Fitriani. (Dok. Pribadi)
Deputi Riset & Teknologi BEM Unisba Blitar, Nisa Fitriani. (Dok. Pribadi)

Di tengah dinamika global yang kian dipercepat oleh revolusi teknologi, perguruan tinggi dituntut untuk tidak sekadar menjadi pusat transmisi ilmu, melainkan juga laboratorium peradaban yang melahirkan inovasi berbasis riset.

Sebagai Deputi Riset & Teknologi BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, saya merasa urgensi ini harus dipahami sebagai panggilan strategis, bukan sekadar aktivitas pelengkap akademik.

Riset adalah tulang punggung peradaban modern. Bangsa-bangsa yang hari ini memimpin dunia adalah mereka yang membangun kekuatan pada basis penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lirik Lagu Tanasaghara Problem Ngiri Jalan

Tanpa riset yang kuat, perguruan tinggi kehilangan ruh keilmuannya dan bangsa kehilangan peluang masa depannya. Dengan demikian, tugas membangkitkan kesadaran riset di kalangan mahasiswa bukan sekadar pilihan, melainkan kewajiban moral dan historis.

Namun, realitas di berbagai kampus di kawasan Blitar Raya, termasuk di Unisba Blitar, menunjukkan bahwa kesadaran ini belum sepenuhnya mengakar. Riset sering kali tereduksi menjadi kewajiban administratif semata – mata hanyalah sebuah skripsi, tugas akhir, atau laporan proyek tanpa spirit eksplorasi ilmiah yang mendalam.

Perguruan tinggi harus hadir sebagai ruang yang secara sistematis menumbuhkan rasa ingin tahu, mengasah nalar kritis, dan membangun keberanian mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang realitas.

Lirik Lagu Tanasaghara Teras

Sebagai mahasiswa sekaligus menjadi Ketua PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Rayon Ekonomi Komisariat Madjapahit Unisba Blitar, saya berpandangan bahwa riset harus dipandang sebagai sarana mengasah jiwa intelektual.

Melalui riset, mahasiswa dilatih untuk tidak hanya menerima pengetahuan secara pasif, melainkan juga untuk menciptakan pengetahuan baru yang relevan dengan kebutuhan zaman. PMII memandang riset sebagai jalan jihad intelektual yang membawa masyarakat ke arah kemajuan yang berkeadilan.

Untuk itu, perguruan tinggi harus berbenah. Diperlukan kehidupan akademik yang kondusif, laboratorium riset yang memadai, pendanaan penelitian yang memadai, akses ke sumber-sumber ilmiah global, dan pembimbingan akademik yang kompeten.

58 Lansia Keracunan Massal Usai Konsumsi Kolak di Posyandu Selorejo Blitar

Dosen tidak boleh lagi berpuas diri dalam peran tradisionalnya sebagai pengajar, melainkan harus menjadi fasilitator riset yang inspiratif, mengajak mahasiswa berpetualang dalam dunia gagasan dan eksperimen.

Lebih jauh, kampus harus membuka diri terhadap kolaborasi riset lintas disiplin dan jaringan penelitian internasional. Sebab tantangan zaman, seperti perubahan iklim, transformasi ekonomi digital, dan krisis energi, menuntut jawaban yang bersifat multidisipliner.

Mahasiswa harus dilatih untuk berpikir lintas batas, mengintegrasikan temuan riset dari berbagai bidang untuk menghadirkan solusi yang kreatif dan aplikatif.

Hal ini harus dibangun melalui tradisi ilmiah yang panjang yakni dimulai dari membiasakan diskusi ilmiah, menghidupkan forum-forum kajian kritis, hingga membudayakan publikasi ilmiah di tingkat nasional maupun internasional.

Hanya dengan cara ini, perguruan tinggi dapat berkontribusi nyata dalam membangun bangsa yang berdaulat secara keilmuan.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menjaga nalar, merawat semangat riset, dan menumbuhkan inovasi. Jika Unisba Blitar ingin mengambil bagian dalam peta dunia baru yang berbasis pengetahuan, maka membangkitkan budaya riset adalah langkah pertama dan utama yang tidak boleh ditunda.

Sejarah tidak pernah berpihak kepada mereka yang pasif. Ia hanya memberi tempat bagi mereka yang berani mengeksplorasi, bertanya, dan mencipta. Riset adalah denyut nadi perubahan. Dan perubahan harus kita mulai sekarang, sebelum dunia bergerak lebih jauh meninggalkan kita. (Blt)

×