Saat Bambang PJ, Legenda PSBI Blitar Bercerita tentang Karirnya sebagai Pesepakbola

Saat Bambang PJ, Legenda PSBI Blitar Bercerita tentang Karirnya sebagai Pesepakbola Profesional
Bambang PJ saat ditemui di tokonya, 3 Maret 2025. (Dok. bicarablitar.com)
Blitar -
Di sebuah toko olahraga yang berada di Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, hidup seorang legenda PSBI. Puluhan tahun membela tim berjuluk Singo Lodro. Namanya Bambang Priyo Jatmiko.

Dia lebih familiar dipanggil dengan nama Bambang PJ. Siang itu, Senin, 3 Maret 2025, Bambang sedang duduk santai di toko yang dimilikinya. Obrolan kami mengalir begitu saja.

Sewaktu bermain sebagai pemain sepakbola, pria kelahiran, Blitar, 14 Agustus 1982 ini berposisi jadi gelandang. Saat masih aktif bermain, dia biasa mengecat rambutnya dengan warna pirang. Perhatian penonton mudah tertuju kepadanya.

Bambang membela tim PSBI Blitar sejak lulus dari bangku SMA. Waktu itu usianya belum genap menginjak kepala dua. “Sekitar 2001 - 2002 (mulai main untuk PSBI Blitar),” katanya.

Selama satu dekade, pria yang berasal dari Desa Penataran, Kecamatan Nglegok ini, membela tim kebanggaan masyarakat Blitar. Mambawa PSBI dari kasta terbawah Liga Indonesia hingga menuju kasta kedua.


Kesetiaan itu sempat berakhir saat terjadi dualisme kompetisi di tanah air, antara Liga Super Indonesia dan Liga Primer Indonesia. Pria yang biasa mengenakan nomor punggung 23 ini hijrah ke Perseta Tulungagung selama satu musim.

Usai mengarungi satu tahun di Bumi Gayatri, Bambang kembali lagi ke Blitar untuk membela PSBI. Satu musim membela PSBI, dia memilih untuk bergabung dengan tim sebelah, PSBK Kota Blitar. 

“Membela PSBK-nya sekitar tahun 2014 kalau tidak salah. Satu musim juga,” ucapnya sambil mencoba mengingat-ngingat.

Sebelum gantung sepatu, Bambang PJ sempat membela tim asal Blitar yang lain, yakni Blitar Poetra. Klub tersebut menjadi kesebelasan terakhir yang dibela Bambang PJ sebagai seorang pesepakbola profesional.

Kecintaannya terhadap olahraga mengolah kulit bundar ini membuatnya masih bermain hingga saat ini. Meskipun statusnya sebagai pemain profesional telah berakhir. Turnamen antar kampung menjadi hiburan usai memutuskan pensiun.

Tantangan sebagai Pemain Putra Daerah

Menghabiskan hampir seluruh karirnya bermain untuk tim asal Blitar juga membuat Bambang PJ memiliki cerita tersendiri. Rasa bangga bisa membela tim tempatnya dilahirkan hingga malu ketika timnya menelan kekalahan usai bermain.

“Kalau kalah rasanya gak enak. Apalagi main di kandang, keluar rumah saja malas, karena malu. Akhirnya keluar rumah saat tim akan bertanding lagi pada laga selanjutnya,” ungkapnya.


Keberadaan PSBI Blitar yang saat ini berada di kasta terbawah Liga Indonesia juga menimbulkan simpati dari Bambang PJ. Dia menganggap kualitas pemain saat ini dengan dahulu relatif sama. 

Perbedaaan signifikan adalah masalah pendanaan. Dahulu tim sepakbola masih diperbolehkan memakai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Sekarang tim harus mandiri dengan mengandalkan sponsor.

Kini, kepiawaiannya dalam mengolah bola dia tularkan kepada anak-anak yang suka bermain sepak bola dengan menjadi pelatih di SSB Bima Poetra Jatinom, Kanigoro, Blitar. Dulu ke lapangan sebagai seorang pemain bola, kini beralih menjadi pelatih sepak bola. (Blt)
Lebih baru Lebih lama

Space Iklan

magspot blogger template

Iklan

Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال