Monumen PETA Blitar: Jejak Perjuangan Para Pahlawan Melawan Penjajahan

 

Monumen PETA Blitar: Jejak Perjuangan Para Pahlawan Melawan Penjajahan
(Foto: pariwisata.visit.blitarkota)
Bicara Blitar--Halo Dulur! Monumen PETA (Pembela Tanah Air) yang terletak di Jalan Sudanco Supriadi, Kota Blitar, merupakan simbol penghormatan terhadap para pahlawan yang berjuang melawan penjajahan Jepang.

Monumen ini berdiri megah di sebelah selatan Makam Pahlawan Kota Blitar, sekitar 2 km dari Stasiun Kota Blitar. Dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada para pejuang pemberontakan PETA yang dipimpin oleh Shodanco Supriyadi, monumen ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat patriotisme di kalangan generasi muda.

Setiap tanggal 14 Februari, Monumen PETA menjadi pusat peringatan Hari PETA sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan Indonesia.

Sejarah Pendirian Monumen PETA

Monumen PETA pertama kali didirikan pada 15 Februari 1963 dengan patung seorang prajurit PETA dalam posisi siap siaga, menggambarkan seorang prajurit yang membawa sepucuk senapan dengan sangkur terhunus.

Pada tahun 1998, monumen ini dipugar dan menampilkan patung Shodanco Supriyadi sebagai pemimpin perjuangan pasukan PETA Daidan Blitar melawan Jepang. Patung ini diresmikan pada 14 Februari 1998 oleh Gubernur Jawa Timur saat itu, M. Basofi Soedirman.

Selanjutnya, pada 13 Februari 2008, monumen ini kembali mengalami perubahan dengan ditambahkannya enam patung sosok pahlawan lainnya yang turut serta dalam perjuangan PETA Daidan Blitar. 

Kini, ketujuh patung tersebut berdiri berdampingan, menggambarkan keberanian dan pengorbanan para pejuang yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk melawan penjajahan.

Para Pahlawan di Monumen PETA Blitar

Di Monumen PETA Blitar, terdapat tujuh patung pahlawan yang berjejer rapi. Dari kiri ke kanan, mereka adalah:

1. Cudanco dr. Ismangil (dr. Ismangil)

2. Bundanco Halir Mangkudijaya (Halir MD)

3. Shodanco Suparjono (Soeparjono)

4. Shodanco Supriyadi (Soepriadi)

5. Bundanco Sudarmo (Soedarmo)

6. Shodanco Muradi (Moeradi)

7. Bundanco Sunanto (Soenanto)

Keenam pahlawan yang berdiri di samping patung utama Supriyadi adalah para pejuang yang dijatuhi hukuman mati setelah pemberontakan PETA melawan Jepang pada 14 Februari 1945.

Mereka diadili oleh pengadilan militer Jepang pada 13, 14, dan 16 April 1945 dengan vonis yang bervariasi, mulai dari hukuman mati hingga hukuman penjara.

Pengorbanan dan Hukuman bagi Pahlawan PETA

Setelah pemberontakan PETA berhasil diredam, para pejuang dibawa ke Jakarta untuk menjalani sidang pengadilan militer Jepang.

Beberapa di antara mereka, termasuk Cudanco dr. Ismangil, Shodanco Muradi, Shodanco Suparjono, Bundanco Halir Mangkudijaya, Bundanco Sunanto, dan Bundanco Sudarmo, dijatuhi hukuman mati. Mereka dieksekusi di Eereveld Ancol, Jakarta, pada 16 Mei 1945.

Sementara itu, Bundanco Sukardi, Bundanco Pujianto, dan Bundanco Amin Mulyono mendapat hukuman seumur hidup.

Para pejuang lainnya dijatuhi hukuman penjara dengan durasi bervariasi, mulai dari 15 tahun hingga 7 bulan, dan ditempatkan di berbagai penjara seperti Cipinang, Jatinegara, Sukamiskin Bandung, dan Gedung Gunpokai di Merdeka Barat, Jakarta.

Fasilitas di Monumen PETA Blitar

Selain menjadi tempat bersejarah, Monumen PETA juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk kenyamanan pengunjung.

Baca juga: Lapis Legit Viral, Blitar Juga Punya! Coba Lapis Legit Mellisa yang Lembut dan Harum

Terdapat taman yang rindang, warung makanan dan minuman, serta tenda-tenda kafe yang mulai ramai menjelang malam. Area parkir yang cukup luas juga tersedia, sehingga pengunjung dapat dengan nyaman menikmati suasana di sekitar monumen.

Monumen PETA: Pengingat Perjuangan dan Inspirasi Generasi Muda

Monumen PETA Blitar bukan hanya sekadar tugu peringatan, tetapi juga merupakan simbol perjuangan dan keberanian para pahlawan yang berani melawan penjajahan. Keberadaan monumen ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk terus mempertahankan semangat nasionalisme dan patriotisme.

Dengan memahami sejarah perjuangan bangsa, kita dapat lebih menghargai kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan nyawa para pahlawan.


Lebih baru Lebih lama

Space Iklan

magspot blogger template

Iklan

Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال