![]() |
Gunung Kelud. (Foto: PVMBG) |
Letusan besar lainnya terjadi pada tahun 1990 dan 2014. Letusan 2014 menyebabkan hujan abu yang menyebar hingga ke wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, mengganggu aktivitas penerbangan dan kehidupan sehari-hari.
Gunung Kelud terus dipantau secara ketat oleh pihak berwenang untuk mengantisipasi potensi letusan di masa depan. Selain letusan yang sudah disebutkan, Gunung Kelud juga memiliki sejarah aktivitas vulkanik yang panjang dan kompleks.
Baca Juga: Kalipucung: Jejak Sejarah di Tepian Sungai Pucung Blitar
Beberapa catatan penting lainnya:
Letusan 2007: Aktivitas vulkanik meningkat, namun letusan besar tidak terjadi. Hal ini menunjukkan pentingnya sistem pemantauan modern untuk mengantisipasi bencana.
Sistem Peringatan Dini: Setelah letusan 1919, dibangun sistem pengalihan lahar untuk mengurangi risiko bencana. Sistem ini terus dikembangkan hingga saat ini.
Dampak Lingkungan: Letusan Kelud sering meninggalkan dampak jangka panjang pada tanah dan ekosistem sekitar, tetapi juga berkontribusi pada kesuburan tanah karena endapan vulkanik.
Gunung Kelud tetap menjadi fokus penelitian vulkanologi karena sifatnya yang aktif dan potensi ancamannya bagi populasi sekitar. (Ai/blt)
Letusan 2007: Aktivitas vulkanik meningkat, namun letusan besar tidak terjadi. Hal ini menunjukkan pentingnya sistem pemantauan modern untuk mengantisipasi bencana.
Sistem Peringatan Dini: Setelah letusan 1919, dibangun sistem pengalihan lahar untuk mengurangi risiko bencana. Sistem ini terus dikembangkan hingga saat ini.
Dampak Lingkungan: Letusan Kelud sering meninggalkan dampak jangka panjang pada tanah dan ekosistem sekitar, tetapi juga berkontribusi pada kesuburan tanah karena endapan vulkanik.
Gunung Kelud tetap menjadi fokus penelitian vulkanologi karena sifatnya yang aktif dan potensi ancamannya bagi populasi sekitar. (Ai/blt)