![]() |
(Foto: Istimewa) |
Dengan nilai pasar global mencapai USD 23 miliar pada 2023, tilapia kini menjadi fokus pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Revitalisasi 78.550 hektare tambak di Pantai Utara Jawa (Pantura) menjadi langkah strategis KKP. Dari jumlah tersebut, sekitar 20.000 hektare tambak yang semula tidak produktif kini diarahkan untuk budidaya nila salin, jenis ikan nila yang mampu hidup di air payau.
Program ini diharapkan menghasilkan 4 juta ton tilapia per tahun, sekaligus meningkatkan ekonomi lokal.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menekankan pentingnya hilirisasi dalam mendukung ekspor tilapia.
Dengan memproduksi produk bernilai tambah seperti fillet, fish ball, dan makanan siap saji, Indonesia dapat bersaing di pasar global yang didominasi Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.
Pada 2023, nilai tilapia di pasar global mencapai USD 1,34 miliar, dengan pangsa pasar terbesar di AS sebesar 51,1 persen.
Baca juga: Kunjungi Kantor Kadin Jatim, Komisi Informasi Ingin Tebarkan Iklim Investasi Sehat dan Terbuka
Selain ekspor, tilapia juga menjadi bagian dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dengan kandungan protein tinggi, ikan ini diharapkan memenuhi kebutuhan protein masyarakat Indonesia, yang diprediksi meningkat hingga 70 persen dalam beberapa tahun ke depan.
Melalui revitalisasi tambak, hilirisasi, dan dukungan program seperti MBG, tilapia berpeluang menjadi ikon baru perikanan Indonesia.
Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat diharapkan menjadikan tilapia tidak hanya sebagai sumber pendapatan, tetapi juga simbol keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam.
Sumber: indonesia.go.id