Komisi Informasi dan Baznas Jatim. (Dok. KI Jatim) |
Silaturahmi dan audiensi bertempat di kantor Baznas Jatim, kompleks Gedung Islamic Center Jatim, Jalan Dukuh Kupang, Surabaya, Jumat, 10 Januari 2025 berlangsung hangat
Kunjungan dari KI Jatim tersebut langsung diterima Ketua Baznas Jatim Prof KH Ali Maschan Moesa, dan jajaran wakil Ketua Baznas Jatim, yakni KH Ahsanul Haq, H Masnuh, KH Muhammad Zakki. Adapun dari KI Jatim hadir Edi Purwanto (ketua) beserta Kabid Kelembagaan M. Sholahuddin serta pegawai sekretariat.
Dalam kesempatan itu, Edi Purwanto menyampaikan kunjungan ke Baznas Jatim itu bagian dari ikhtiar untuk menjalin sinergitas dan kolaborasi. Tujuannya, selain bersilaturahmi, juga bagian dari upaya memperkuat pemahaman dan pelaksanaan keterbukaan informasi. Termasuk di lingkungan Baznas sebagai badan publik.
"Kami ingin bersama-sama memahami kepatuhan akan pentingnya keterbukaan informasi, kemudian mensosialisasikan kepada Baznas di kabupaten/kota di Jatim,” ujarnya.
Menurut Edi, keterbukaan informasi tidak hanya sudah menjadi amanat Undang-undang, Namun, menjadi kebutuhan guna membangun dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap badan publik. Termasuk Baznas.
’’Dengan informasi yang jelas dan transparan, akuntabel, maka insya Allah masyarakat akan makin percaya untuk menyalurkan zakat, infak, dan sedekah melalui Baznas. Kemudian, semakin banyak pula masyarakat yang akan merasakan atau mendapatkan manfaat dari Baznas,” kata Edi.
Sementara itu, Ketua Baznas Jatim Prof KH Ali Maschan Moesa menyambut baik inisiatif kolaborasi dari KI Jatim tersebut. Mantan Ketua PWNU Jatim itu menegaskan bahwa Baznas sebagai badan publik tentu memiliki tanggung jawab moral untuk juga memberikan informasi yang transparan dan tepercaya kepada masyarakat.
“Di era digital ini, informasi adalah kunci. Kolaborasi dengan KI Jatim ini menjadi bagian dari etics management yang harus dipegang teguh oleh badan publik seperti Baznas. Informasi itu seperti pisau bermata dua. Nah, kami ingin memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang benar agar tidak terjebak dalam berita hoaks,” katanya.
Dia menambahkan, pihaknya menyadari bahwa keterbukaan informasi juga menjadi sarana untuk menarik lebih banyak masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam berzakat (Muzakki) melalui berbagai fitur digital yang telah disiapkan Baznas.
“Dengan informasi yang makin meluas dan transparan, masyarakat akan semakin mudah berzakat dan menyalurkan dana untuk kemaslahatan umat. Wong cilik isok gumuyu,” terang guru besar Sosiologi itu.
Kolaborasi antara KI Jatim dan Baznas Jatim, lanjut KH Ali Maschan, diharapkan menjadi langkah strategis untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berzakat, sekaligus memastikan tata kelola informasi publik berjalan sesuai prinsip transparansi dan akuntabilitas.
’’Dalam dunia informasi yang berkembang pesat seperti sekarang, kebenaran informasi harus tetap dijaga agar tidak menyesatkan masyarakat. Masyarakat harus literasi dengan bijak,” katanya.
Wakil Ketua II Baznas Jatim KH Ahsanul Haq menyatakan, pihaknya bersyukur bahwa penerimaan zakat melalui Baznas Jatim dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan cukup signifikan. Pada 2024 ini, misalnya. Zakat yang terkumpul melalui Baznas Jatim berkisar Rp 50-an miliar.
Angka itu belum akumulasi dari daerah-daerah. Peningkatan itu menjadi satu indikator bahwa tata kelola dan tata laksana informasi di Baznas Jatim berjalan transparan dan akuntabel sehingga menumbuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam berzakat.
"Insya Allah tahun 2025, dengan strategi-strategi yang telah dan akan dilakukan, mudah-mudahan bisa terkumpul Rp 60 miliar,’’ kata kiai yang juga Katib Syuriah PWNU Jatim itu. (BB)