![]() |
(Foto: indonesia.go.id) |
Pada triwulan III-2024, perekonomian Indonesia tumbuh 4,95 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Korea Selatan.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tetap optimis, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur mencatat level ekspansif 51,2. Berbagai indikator ini menunjukkan daya tahan dan daya saing ekonomi nasional yang kuat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,2 persen pada 2025.
Program-program seperti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), Belanja di Indonesia Aja (BINA), dan EPIC Sale yang diluncurkan pada akhir 2024 membuahkan hasil signifikan dengan total transaksi mencapai Rp71,5 triliun, menunjukkan kekuatan daya beli masyarakat.
Hilirisasi menjadi langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing global. Contoh nyata adalah ekspor produk nikel yang mencapai USD33,52 miliar pada 2023, melonjak 745 persen dibandingkan 2017.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti Gresik, Kendal, dan Galang Batang turut berkontribusi dengan investasi Rp82,6 triliun dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 42.930 orang pada 2024.
Sejak 2012 hingga 2024, KEK mencatat total investasi Rp256,7 triliun dengan penyerapan 156.208 tenaga kerja. Ini membuktikan bahwa optimalisasi sektor hilir mampu menciptakan dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Untuk menjaga momentum pertumbuhan, pemerintah meluncurkan berbagai paket stimulus ekonomi di akhir 2024. Langkah ini mencakup bantuan pangan untuk 16 juta keluarga, diskon listrik 50 persen selama dua bulan, hingga insentif pajak untuk sektor padat karya.
Dukungan pembiayaan produktif melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga berhasil menyalurkan Rp282,44 triliun kepada hampir 5 juta debitur pada 2024.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen dalam lima tahun ke depan dengan mengoptimalkan 17 Program Prioritas, termasuk swasembada pangan, energi, pengentasan kemiskinan, dan reformasi pendapatan negara.
Bergabungnya Indonesia dalam BRICS serta pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Baca jugaMengenal Watu Atos di Minggirsari Blitar, yang Punya Misteri Tidak Bisa Dipecah
Keberhasilan mencapai visi Indonesia Emas 2045 membutuhkan kerja sama erat antara pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, dan masyarakat.
Dengan memanfaatkan potensi hilirisasi, menjaga iklim investasi, dan melanjutkan program-program produktif, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi kekuatan ekonomi global.
Hadirnya optimisme di tengah ketidakpastian global menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menghadapi berbagai tantangan dengan langkah strategis, inovasi, dan kolaborasi. Tahun Ular Kayu diharapkan menjadi pijakan penting menuju pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Sumber: indonesia.go.id