 |
| Forum Reboan PC PMII Blitar. (Dok. PC PMII Blitar) |
Pelaksanaan Forum Reboan itu diikuti oleh puluhan kader PMII yang berasal dari kampus di Blitar Raya. Diskusi dipimpin oleh Ketua PC PMII Blitar, Muhammad Thoha Ma'ruf.
Thoha menyampaikan, pengambilan tema tersebut menindaklanjuti temuan dari PC PMII Blitar terkait eksploitasi tambang berupa pasir dan batu (sirtu) di wilayah Blitar yang merusak lingkungan.
Dia menyebut, Blitar dilewati oleh sungai yang jadi aliran lahar Gunung Kelud, seperti Kali Putih dan Kali Bladak. Keberadaan kali lahar harus disikapi secara bijak, agar tidak menimbulkan masalah bagi masyarakat.
Dia juga menunjukkan kondisi di lapangan terkait kerusakan akibat eksploitasi tambang. Tanah longsor, kerusakan sawah petani, kerusakan jalan, polusi udara, jadi beberapa dampak buruk eksploitasi tambang.
"Bahkan, beberapa waktu lalu sampai ada orang yang meregang nyawa di lokasi pertambangan di Blitar. Kalau tidak diawasi secara ketat, bukan tidak mungkin ada nyawa manusia lagi yang melayang," ujar pria jebolan Fakultas Pertanian Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar ini.
Dia berharap, masyarakat bersama-sama mengawasi pertambangan di wilayah Blitar. Karena dampaknya juga dirasakan langsung masyarakat.
Di sisi lain, PMII mendesak APH melakukan patroli dan inspeksi secara berkala di kawasan wilayah lahar (KWL). APH juga didesak melakukan penertiban aktivitas pertambangan yang tidak memiliki izin sesuai peraturan yang berlaku.
"Apabila aktivitas tambang yang menyalahi aturan tetap berjalan, maka aparat penegak hukum telah gagal dalam menjalankan tugasnya. Lebih baik mundur saja dari jabatannya," ucapnya.
