Belajar dari Subchan ZE: Aktivis NU yang Jadi Penentang Dua Rezim

Belajar dari Subchan ZE: Aktivis NU yang Jadi Penentang Dua Rezim
Subchan ZE. (Foto: Istinewa)
Blitar -
H.M. Subchan Zaenuri Echsan atau dikenal dengan Subchan ZE (lahir di Kepanjen, Malang 22 Mei 1931 - wafat 21 Januari 1973) adalah salah satu tokoh muda NU yang pemikirannya banyak menginspirasi gerakan mahasiswa dalam menumbangkan rezim Soekarno (Orde Lama) serta inisiator pengganyangan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sedari kecil, Subchan tinggal bersama pamannya Zaenuri Echsan yang merupakan salah satu pengusaha sukses di Kudus. Menginjak remaja rupanya ia mengikuti jejak pamannya tersebut dengan juga menjadi pengusaha yang sukses saat itu. Kesuksesan Subchan tak lepas dari kecerdasannya dalam ilmu ekonomi, meskipun tidak pernah mengenyam bangku perkuliahan.

Subchan ZE menempuh pendidikan di pesantren Kiai Noer di Kudus, dan juga mengikuti kuliah di Universitas Gadjah Mada meskipun hanya sebagai mahasiswa pendengar. Selain itu, ia sempat belajar di Sekolah Dagang Menengah di Semarang dan mengambil kursus ekonomi di University of California, Los Angeles. 

Di usia muda, Subchan telah memiliki 28 perusahaan dengan jaringan bisnis yang meluas hingga ke Timur Tengah. Ia menjadi pelopor dalam bisnis perjalanan haji menggunakan pesawat melalui biro perjalanannya, menggantikan tradisi jamaah haji Indonesia yang sebelumnya menggunakan kapal laut.

Karier politik Subchan dimulai pada tahun 1953, Subchan menjabat saat itu sebagai pengurus Ma'arif NU di Semarang. Tiga tahun kemudian, saat kongres NU di Medan, Idham Chalid terpilih sebagai Ketua PBNU, dan Subchan muncul sebagai figur muda NU yang potensial, terpilih sebagai Ketua Departemen Ekonomi. Pada kongres selanjutnya di Solo tahun 1962, ia terpilih sebagai Ketua IV PBNU.

Pengetahuannya yang luar biasa tentang ilmu ekonomi, meskipun tak mempunyai gelar akademik namun sering kali Subchan ZE menjadi anggota delegasi bahkan menjadi wakil ketua pada konferensi internasional dalam bidang ekonomi, macam GATT, Afro-Asian Economic Conference, hingga International Chambers of Commission ECAFE.

Saat huru - hara akibat G30S/PKI, tumahnya menjadi pergumulan pentolan pentolan organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan. Pemikirannya menjadi inspirator bagi seluruh gerakan mahasiswa dan pemuda yang kontra terhadap penguasa saat itu. Mulai dari HMI, PMKRI, Mapancas, khususnya juga PMII yang sangat dekat dengannya karena PMII adalah bagian dan lahir dari rahim NU.


Bersama tokoh muda NU yang berpengaruh saat itu seperti Subchan ZE dan M. Zamroni dari PMII serta Yusuf Hasyim terlibat aktif mengawali serangkaian demonstrasi dan rapat akbar agar Pemerintah membubarkan PKI. 

Pada 4 Oktober 1965, mereka secara resmi mendirikan Kesatuan Aksi Pengganyangan Gerakan September 30 (KAP Gestapu) dengan sasaran bidik PKI. KAP Gestapu yang dimotori Subchan dan tokoh muda Katholik Harry Tjan Silalahi menjadi semacam dapur pemikiran dalam menilai setiap perkembangan situasi. 

Bersamaan dengan itu gerakan Mahasiswa sepakat untuk mendirikan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang di Ketuai oleh M. Zamroni dari PMII. Masifnya gerakan saat itu membuat Presiden menerbitkan Supersemar (Surat Perintah 11 Maret 1966) yang ditindaklanjuti oleh militer dengan membubarkan PKI beserta underbow-nya.

Keberhasilan seluruh gerakan Mahasiswa dan Kepemudaan yang diinisiasi oleh Subchan mengantarkannya menjadi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dari 1966 - 1971 yang dilantik pada 14 Juni 1966. Selanjutnya MPRS mencabut kekuasaan Orde Lama dan membidani kelahiran Orde Baru. 

Meskipun begitu, Subchan tidak kehilangan daya kritisnya, ia beberapa kali mengkritik kebijakan Orde Baru. Salah satunya mengenai UU Pemilu yang menjadi dasar militer masuk dalam politik. Bahkan hal tersebut oleh Subchan pernah sampai akan dilaporkan kepada Mahkamah Internasional PBB. 

Keberaniannya mengkritik kekuasaan Orde Baru, membuat gerak geriknya diawasi sampai terkadang membuatnya khawatir. Dalam Muktamar NU ke-25 di Surabaya pada 1971, kelompok progresif pimpinan Subchan berupaya merebut tonggak gerakan ulama saat itu. Pada akhirnya Idham Chalid terpilih kembali dan Subchan diberikan posisi Wakil Ketua I.

Subchan ZE diberhentikan dari jabatannya pada 21 Januari 1972 melalui Surat Nomor 004/Syuriyah/C/1972 yang ditandatangani Rois Aam K.H. Bisri Sjamsuri, diduga akibat intervensi Pemerintah melalui Operasi Khusus (Ali Moertopo) yang menyebarkan foto Subchan berdansa dengan perempuan dan minum-minum. 

Subchan menentang keputusan tersebut dan meminta penyelidikan terhadap moralitas beberapa pemimpin PB. Pemecatan ini menjadi pukulan besar, terutama bagi aktivis muda Islam di luar NU. 

Setahun kemudian, pada 21 Januari 1973, Subchan meninggal dalam kecelakaan mobil di Arab Saudi usai menunaikan haji, di usia 42 tahun. Kematian ini diduga terkait konspirasi politik.

Pada Kongres Ke - V PMII pada tanggal 23 - 28 Desember 1973 di Medan, menerbitkan Appeal (Seruan) Ciloto yang menyerukan pengangkatan Subchan ZE sebagai Pahlawan Nasional. 

Lalu pertanyaannya, apa yang bisa dipelajari dari sosok Subchan ZE?
Lebih baru Lebih lama

Space Iklan

magspot blogger template

Iklan

Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال