(Dok. PMII Unisba Blitar) |
Kegiatan ini digelar di Bon Bon Kahve, Sawahan, Pojok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jumat, 3 Januari 2025.
Lailatul Fauzizah, Duta Persahabatan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar sebagai pemantik dalam kegiatan ini menyampaikan, public speaking merupakan sebuah seni mengolah komunikasi.
Berbeda dengan komunikasi pada umumnya, public speaking memerlukan teknik dan kecermatan khusus agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para pendengar.
"Public speaking merupakan salah satu keterampilan yang wajib dimiliki mahasiswa untuk mengembangkan keilmuannya dengan menggunakan pola komunikasi interaktif sehingga dapat menyampaikan ide dengan jelas, terstruktur dan efektif kepada audiens," katanya.
Selain itu, perempuan dengan sapaan akrab Ziya ini mengungkapkan, public speaking sangat dibutuhkan hampir di segala aspek serta tidak terbatas dalam lingkup formal saja namun hingga kehidupan sehari - hari.
Perempuan jebolan MAN 1 Blitar ini menambahkan, bahwa kualitas seseorang dapat diukur dari caranya menyampaikan sebuah hal.
"Hampir di semua lini kehidupan kita sangat membutuhkan keterampilan public speaking guna mendukung substansi atau pesan yang kita ingin sampaikan. Misalnya pada sebuah situasi tertentu kita perlu membaca kondisi secara singkat kemudian menyampaikannya dengan narasi jelas dan tepat, inilah seninya," ungkapnya.
Selain itu, kata dia, dengan keterampilan public speaking kita dapat meningkatkan daya tawar kita dengan kemampuan persuasif yang dimiliki.
Sementara itu Ketua Rayon FKIP, Maulana Rahman Putra mengharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan rasa percaya diri kader khususnya dalam berorganisasi.
Menteri Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unisba ini juga menyampaikan, public speaking sebagai sarana membangun kepemimpinan dengan mengasah kemampuan berbicara, karena seorang pemimpin memerlukan kejernihan dialektika agar dapat mendorong kader pada tujuan yang sama.
"Pastinya dalam berorganisasi kita sebagai kader harus membekali diri dengan kemampuan berbicara yang baik agar kader kita mampu memahami arah gerak visi organisasi kita bersama. Selain itu, seorang pemimpin minimal memiliki kekuatan untuk memotivasi kader untuk selalu menguatkan solidaritas mereka. Lewat public speaking inilah mereka akan mampu melakukan peran - peran kepemimpinan," pungkasnya.