Sumur Amber: Mata Air Kesehatan dan Kenangan Pagi di Kandangan

 

Sumur Amber: Mata Air Kesehatan dan Kenangan Pagi di Kandangan
(Foto: M. Najib Zam zami)
Bicara Blitar--Fajar merekah di Desa Kandangan, mengusir kegelapan dengan lembutnya cahaya yang menyusup di sela dedaunan rindang pohon beringin. Di bawah naungan pohon tua yang telah menyaksikan ratusan musim berganti, Sumur Amber memulai ritual paginya yang penuh cerita.

Pak Dartoyo (64), salah satu warga lokal, adalah sosok yang setia menikmati manfaat air dari sumur ini. Dengan semangat yang tak pernah pudar, ia mengayuh sepeda ontel tua, melanjutkan ritual yang telah menjadi bagian hidupnya setiap pagi. Setiap kayuhan seolah membawa kenangan dan harapan menuju sumur yang menyimpan banyak sejarah ini.

"Setiap pagi setelah subuh, saya selalu berendam di sini," ujarnya sambil memarkir sepeda tuanya. "Badan terasa lebih enteng, dan saya bisa bergerak lebih ringan setelahnya."

Keranjang kecil berisi perlengkapan mandi tersusun rapi di tangannya. Tatapan Pak Dartoyo terhenti pada air sumur yang jernih, memantulkan bayang-bayang masa lalu, penuh kenangan masa kecil dan harapan baru akan kesehatan yang ia rasakan.

Suara air mengalir menciptakan harmoni alam yang menyatu dengan gemerisik dedaunan beringin. Di sela bisikan air dan angin pagi, para lansia berbincang dalam suasana tenang. Ada yang berenang menikmati sejuknya air, ada pula yang sekadar duduk berbincang, menyerap udara segar yang menghidupkan.

Sumur Amber bukan hanya tempat terapi, tetapi juga ruang relaksasi. Setiap tetes airnya seperti membawa kisah dan harapan baru. Para lansia sering berbagi cerita tentang sakit yang mereda atau tenaga yang kembali tumbuh.

"Sakit lutut saya hampir sembuh," ungkap seorang nenek dengan senyum hangat. "Di sini, saya merasa muda kembali," tambahnya sambil tertawa kecil.

Sumur ini lebih dari sekadar sumber air. Ia adalah saksi perjalanan waktu, menyimpan kisah-kisah yang tak terucapkan. Setiap batu di sekelilingnya dan setiap tetes airnya memiliki cerita tersendiri.

Pohon beringin yang rindang seakan menjaga rahasia sumur. Ia telah menyaksikan bertahun-tahun warga datang, mencari kesembuhan, dan menemukan kedamaian.

Saat matahari mulai meninggi, cahayanya membelai permukaan air. Perlahan, suara tawa dan percakapan para lansia mereda, meninggalkan keheningan yang damai. Sumur Amber kembali bersiap menyambut aktivitas hariannya.

Baca juga: Pantai Gurah Bahari: Surga Tersembunyi di Pesisir Blitar Selatan

Di tempat ini, air tidak hanya mengalir. Ia menyembuhkan, menghidupkan semangat, dan merawat kenangan yang tak ternilai.

Pak Dartoyo menaiki sepeda ontelnya dengan senyum tipis di wajahnya yang menua oleh waktu. Ia membawa pulang lebih dari sekadar kesegaran. Ia membawa pulang harapan baru.

Sumur Amber tetap berdiam, menanti pagi berikutnya, menanti kisah baru yang akan terukir di antara tetes-tetes airnya yang mengalir.

Naskah oleh: M. Najib Zam zami

Lebih baru Lebih lama

Space Iklan

magspot blogger template

Iklan: 0878-5411-6203

Magspot Blogger Template
Magspot Blogger Template

نموذج الاتصال